Tahukah anda masjid tertua yang ada di Sumatera Barat? Masjid Raya Gantiang? Benar tapi masih kurang tepat karena Ia adalah masjid tertua di Kota Padang. Ternyata jawaban dari pertanyaan tersebut adalah Masjid Tuo Kayu Jao yang berada di Kanagarian Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Konon katanya masjid ini adalah masjid tertua kedua di Indonesia dan berdiri sekitar tahun 1599.
Untuk menuju lokasi masjid ini adalah dengan berkendara ke arah Alahan Panjang, jika dari Kota Padang setidaknya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Dari jalan utama Kanagarian Kayu Jao tepat di sebuah tikungan sisi kanan jalan terdapat gapura yang menandakan jalan masuk menuju Masjid Tuo Kayu Jao. Dari gapura tersebut kita harus melanjutkan perjalanan lagi sekitar 800 meter.
Sebelum sampai ke masjid ini, kita akan melewati sebuah jalan yang menurun sangat tajam sehingga perlu hati – hati untuk melewatinya. Sesampainya disana kita akan melihat sebuah masjid dengan bentuk yang unik.
Masjid Tuo Kayu Jao memiliki ciri khas arsitektur Minang, atapnya terbuat dari ijuk dan berundak dengan lambang bulan dan bintang di pucuknya.
Di bagian mihrab atau tempat imam shalat atapnya berbentuk gonjong seperti yang mencirikan kebudayaan Minangkabau. Terdapat papan nama yang sudah usang dan dihiasi korosi bertuliskan “Situs Cagar Budaya – Masjid Tuo Kayu Jao”. Papan nama tersebut menandakan bahwa masjid ini dilindungi oleh pemerintah daerah.
Masjid Tuo Kayu Jao berdiri lebih rendah dibanding jalan, menurut cerita yang saya dapatkan, semula masjid ini hendak dibangun di atas bukit. Namun kayu – kayu yang telah dipersiapkan sebagai bahan bangunan terbawa banjir bandang dan terkumpul di suatu tempat.
Akhirnya diputuskan bahwa tempat berkumpulnya kayu tersebut sebagai lokasi masjid seperti yang kita lihat saat ini. Di sebelah masjid ini terdapat sungai kecil yang airnya jernih, saat suasana sunyi maka suara gemericik air terdengar riuh dan syahdu didengar.
Saya mencoba mengetahui lebih dalam lagi tentang masjid ini, kebetulan sekali saat itu ada pengurus masjid yang sedang bersih – bersih, beliau mempersilahkan saya masuk ke dalam ruangan masjid.
Masjid ini memiliki 27 tiang yang memiliki makna yaitu 24 tiang berasal dari 6 suku yang memiliki 4 buah unsur pemerintahan adat sedangkan 3 tiang lagi merupakan unsur – unsur agama yaitu imam, khatib dan bilal. “untuk jendelanya terdapat 13 buah yang menandakan jumlah dari rukun shalat” tutur sang pengurus masjid yang menemani saya ini.
Pada awalnya masjid ini dibangun tanpa menggunakan paku namun setelah adanya pemugaran pada beberapa bagian kayu harus di paku namun meski telah mengalami beberapa kali pemugaran bentuk dan keaslian masjid ini masih sangat terjaga.
Meski terlihat sepi namun ternyata masjid ini telah banyak yang mengunjunginya di daftar buku tamu kita bisa melihat pengunjung yang datang berasal dari berbagai daerah tidak hanya dari Sumatera Barat saja.
Di malam hari juga ramai apalagi saat bulan ramadhan, banyak jamaah dari Padang, Solok dan daerah lain yang datang dengan maksud I’tikaf kemudian setelah shubuh baru mereka pulang. “suasananya tenang, udaranya sejuk jadi bagi yang mencari ketenangan serta mendekatkan diri kepada Allah cocok sekali disini” kata bapak pengurus masjid di akhir pembicaraan kami.
Comments