“Mandaki jalan ka Payakumbuah
Baranti tantang Kelok Sambilan
Ondeh baranti tantang Kelok Sambilan”
Sebuah lirik lagu berjudul Kelok Sembilan mengawali perjalanan kali ini karena kami akan menuju kesana. Horee.. Akhirnya bisa melihat jembatan monumental karya anak bangsa yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013 lalu.
Perjalanan dari Bukittinggi menuju Kelok Sembilan memakan waktu sekitar 2,5 jam, waktu yang dihabiskan termasuk saat kami berhenti di Jagung F1 Aina yang menjual makanan serba jagung seperti perkedel jagung, donat jagung, tahu isi jagung, jus jagung, gag cuma itu disini juga menjual minuman khas yang hanya ada di Sumbar yaitu Kopi Kawa Daun, kopi yang racikannya adalah berupa daun kopi yang dikeringkan jadi bukan hasil dari biji kopi yang digiling.
Habis ngopi kawa, lanjut lagi perjalanannya melewati Kota Payakumbuh, dari Kota Payakumbuh ke Kelok Sembilan “tinggal” 30 Km lagi ke arah Timur atau mengarah menuju Provinsi Riau.
Akhirnya sampai juga kami di Kelok Sembilan, melihat kontruksi jembatan kelok Sembilan ini membuat kami terkagum – kagum, sama seperti jembatan layang yang ada di Jakarta namun yang membedakan jembatan ini berada di kawasan lembah yang sangat indah, Jembatan Kelok Sembilan membentang meliuk – liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang – tiang beton bervariasi mencapai 58 meter.
Di Kelok Sembilan terdapat spot dimana kita bisa berhenti dan menikmati perpaduan antara kemegahan konstruksi dan keindahan alam bumi Ranah Minang. Jembatan Kelok Sembilan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam yaitu Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau. Jika hari sedang cerah maka dari kejauhan akan terlihat Gunung Sago tepat di tengah – tengah antara kedua bukit.
Tujuan dari dibangunnya Jembatan Kelok Sembilan adalah untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Kelok Sembilan terutama pada saat weekend dan lebaran. Kelok Sembilan yang lama berupa jalan dengan lebar relatif sempit, memiliki Sembilan kelokan, dan berada di lereng bukit. Kelok Sembilan ini dibangun sejak zaman HIndia Belanda (1908 – 1914) sebagai penghubung antara Sumatera Barat dengan Riau. Kami juga merasakan sensasi melintasi Kelok Sembilan yang lama ini, saat menuju titik pemberhentian sopir kami justru memilih melewati Kelok Sembilan yang legendaris ini, kami semua teriak – teriak seperti sedang bermain roaller coaster. Seru!
Jadi, jika berlibur ke Sumatera Barat sempatkan singgah atau mampir ke Kelok Sembilan, apalagi bagi yang berwisata ke Lembah Harau, rugi banget kalo ga kesini karena jarak antara keduanya hanya 10 Km aja.
“ondeh baa lah ko kaba
Baa lah ko kaba, kini rang mudo yo
Ondeh baa lah ko kaba
Baa lah ko kaba, kini rang mudo yo”
Lagu Kelok Sembilan pun selesai seiiring selesainya juga artikel perjalanan tentangnya ini.
Comments