Pada 3 – 5 September 2016 lalu, Jelajahsumbar.com baru saja mengadakan trip Belitung Negeri Laskar Pelangi yang diikuti oleh 30 peserta. Trip Belitung ini, Alhamdulillah, berjalan dengan sukses. Berikut ini adalah cerita perjalanannya. Semoga dapat menjadi referensi bagi teman – teman pengunjung website ini yang juga berkeinginan untuk mengunjungi Belitung.
Perjalanan menuju Tanjung Pandan dibagi menjadi dua kloter yaitu Citilink yang berangkat jam 05.55 dan Sriwijaya jam 06.20, kedua penerbangan ini berjalan dengan lancar tanpa ada kendala.
Teman – teman yang terbang bersama Citilink tiba terlebih dahulu di Bandara HAS Hanandjoeddin, tepat di depan pintu kedatangan Pak Wawan driver dari Hotel 21 Hanggar tempat kami menginap telah menunggu untuk menjemput kami.
Saya sendiri selaku team leader untuk trip ini menunggu peserta yang menggunakan Sriwijaya mendarat. 30 menit kemudian tibalah mereka. Pak Johar sopir bus yang kami gunakan di trip ini pun sudah siap.
Setelah semua peserta masuk ke dalam bus, kami memulai perjalanan ini yaitu menuju Hotel 21 Hanggar tepatnya bagian Cafetaria-nya disana kami akan mencoba welcome meals berupa Mie Belitung Atep lengkap dengan Es Jeruk Kunci yang menyegarkan. Cafetaria Hotel 21 Hanggar memang menyediakan menu favorit wisatawan Belitung ini, jadi ga perlu jauh – jauh ke kota untuk menyicip menu yang terdiri mie kuning, kuah dari kaldu udang, beberapa potongan kentang dan timun ini.
Usai menikmati welcome meals, kami menuju Danau Kaolin yaitu sebuah danau yang terbentuk karena aktivitas penambangan Kaolin. Air di danau ini di siang hari terlihat berwarna biru, disekelilingnya terdapat Kaolin yang merupakan batuan yang tersusun dari material lempung yang mempunyai kandungan besi yang rendah, berwarna putih sehingga terlihat bagaikan salju.
Sengatan matahari yang begitu terik membuat kami tidak berlama – lama disini, dari Danau Kaolin kami beranjak menuju Belitung Timur.
Usai 1,5 jam perjalanan melewati jalan yang sangat sepi, tibalah kami di replika SD Muhammadiyah Gantong, beda seperti kedatangan saya pertama kalinya, sekarang tiap pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar Rp 3.000 per orang.
Bagi peserta yang pernah membaca Novel Laskar Pelangi maupun menyaksikan Film-nya maka replika SD Muhammadiyah ini akan terlihat sangat menarik, namun bagi yang tidak pernah tau dengan kisah Laskar Pelangi akan terlihat biasa saja.
Dari replika SD Muhammadiyah kami lanjut lagi menuju Museum Kata Andrea Hirata yang masih berada di wilayah Gantong, museum ini merupakan museum literatur pertama di Indonesia. Saat ini tiap pengunjung yang hendak masuk ke dalam museum maka diharuskan untuk membeli buku saku Laskar Pelangi seharga Rp 50.000 beda sekali dengan dulu dimana pengunjung dengan bebasnya masuk ke museum.
Usai dari Museum Kata Andrea Hirata kami menuju Kampong Ahok yang jaraknya tidak ada tiga kali kedip mata pun sudah sampai alias sangat dekat.
Kini rumah adat khas Belitung disana sudah dapat dikunjungi oleh wisatawan, didalamnya terdapat permah – Pernik maupun oleh – oleh yang dijual bagi pengunjung. Selain rumah adat, disini pengunjung juga bisa singgah di galeri Batik Kampong Ahok untuk melihat batik khas Belitung.
Sudah masuk jam makan siang, segera kami meninggalkan Gantong untuk menuju Manggar, pemberhentian selanjutnya adalah Rumah Makan Fega yang berada di Jalan Jend. Sudirman, Manggar, lokasinya dekat dengan tugu 1001 warung kopi, sangat mudah ditemukan. Yang menjadi rumah makan ini istimewa adalah karena ia berada di tepian danau selain itu restoran ini juga terdapat dermaga yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk berfoto.
Makan siang kali ini tersaji Ikan tenggiri bakar, gangan ikan, cumi goreng tepung, sate ayam dan tumis kangkung, rasanya? Enak banget. Buktinya gag ada satu pun lauk yang tersisa.
Usai makan siang, peserta shalat terlebih dahulu, ada juga yang menikmati semilir angin di tepi danau, bermain di dermaga.
Istirahat, Sholat, makan sudah semuanya, lanjut lagi menuju Vihara Dewi Kwan Im yang merupakan vihara terbesar dan tertua yang ada di Pulau Belitung.
Pantai Burung Mandi menjadi destinasi terakhir hari pertama trip Belitung ini. Pantai ini berdekatan dengan Vihara Dewi Kwan Im. Beda halnya dengan pantai – pantai yang ada di Pulau Belitung yang umumnya dihiasi batu – batu granit, di pantai ini kamu tidak akan menemukan batu granit yang ada hanyalah hamparan pasir putih yang halus dan lembut. Oh iya, karena pantai ini menghadap ke arah timur maka sangat cocok bagi pecinta sunrise.
Semua destinasi yang ada di Belitung Timur telah kami kunjungi, kami pun kembali lagi menuju Hotel 21 Hanggar untuk istirahat sekaligus makan malam di cafeteria-nya.
Comments