Pagi, dingin, mentari pun masih belum muncul di timur sana. Namun, sebagian peserta sudah aktif berolahraga di sekitaran Hotel 21 Hanggar, dengan semangat mereka mengayuh sepeda gunung yang tersedia gratis bagi tamu yang menginap di hotel ini.
“aku sudah 10 putaran, om” kata Azriel, peserta termuda di trip kali ini
Sarapan sudah tersedia, menu kali ini yaitu nasi uduk , mie goreng dan telur sambalado tersedia juga roti beserta selainya.
Ketika kami sarapan, Pak Johar sudah tiba di halaman hotel untuk menjemput kami, salut dengan ketepatan waktunya beliau.
Usai sarapan kami meninggalkan hotel untuk menuju Pantai Tanjung Kelayang yang berjarak sekitar 38 Km dan dapat ditempuh selama 45 menit perjalanan.
“Kita nanti lewat kota ya” ujar Pak Johar kepada saya
“Dengan senang hati, pak. Supaya peserta juga tahu akan Kota Tanjung Pandan” jawab saya
Bus melewati bundaran Batu Satam yang menjadi ikon dari Kota Tanjung Pandan, kemudian beranjak melipir kawasan Tanjung Pendam lalu Air Saga hingga tibalah kami di Pantai Tanjung Kelayang yang merupakan salah satu dari 10 wisata unggulan Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata.
Pak Fuji selaku penyedia jasa kapal wisata di trip ini telah siap menyambut kami. Para peserta diajak berkumpul untuk mencocokan fin atau kaki katak serta ukuran jaket pelampung. Yups, safety is our priority
Setelah semua perlengkapan siap kami menuju ke kapal masing – masing, pada trip ini kami menggunakan 3 kapal. Mengapa harus 3 kapal? Karena sekali lagi keselamatan dan kenyaman peserta trip menjadi prioritas kami.
Kapal mulai berlayar menuju Pulau Batu Garuda yaitu sebuah pulau yang bebatuannya memiliki bentuk layaknya kepala burung Garuda. Kapal tidak bisa menepi di pulau tersebut jadi cukup berfoto – berfoto dari kapal saja.
Dari Pulau Batu Garuda lanjut lagi ke Pulau Pasir yaitu sebuah gosong atau pasir putih yang timbul pada saat air laut sedang surut. Di Kepulauan Seribu juga banyak gosong – gosong seperti ini, lalu apa istimewanya? Yang membedakan Pulau Pasir di Belitung dengan tempat lainnya ialah keberadaan bintang laut merah berukuran besar yang banyak tersedia di sekitaran pulau pasir ini. Bintang laut ini tidak berbahaya, biasa dijadikan obyek foto bagi wisatawan, tapi ingat jangan terlalu lama ia dibiarkan di udara, setelah berfoto dengannya segera kembalikan ia ke air.
Destinasi selanjutnya ialah Pulau Lengkuas, pulau yang sering kali disebut primadona-nya pulau – pulau eksotis khas Belitung.
Tiba di Pulau Lengkuas para peserta segera mencari posisi terbaik untuk mengabadikan dirinya kedalam sebuah foto. Jika ke Pulau Lengkuas maka tak lengkap rasanya jika tidak menaiki mercusuar yang ada di pulau ini. Mercusuar di Pulau Lengkuas memiliki tinggi 65 meter, lantai tingkat 18 dan anak tangga sebanyak 313. Butuh tenaga ekstra untuk menaiki mercusuar ini, namun rasa lelah akan terbayar ketika menyaksikan pemandangan di puncak mercusuar. Dari ketinggian 65 meter, sejauh mata memandang kita dapat menikmati pemandangan hamparan bebatuan granit khas pantai di kawasan Belitung.
Usai menikmati keindahan Pulau Lengkuas, kami masuk ke sesi berikutnya dan sepertinya yang paling ditunggu – ditunggu oleh banyak peserta yaitu snorkeling disekitaran Pulau Lengkuas. Kondisi bawah laut di sekitar Pulau Lengkuas terjaga dengan baik, soft coral maupun hard coral yang indah menghiasi serta kawanan ikan – ikan yang senantiasa ikut bermain akrab ketika kita sedang snorkeling
Snorkeling selesai, lapar menyerang, yups, saatnya makan siang di Pulau Kepayang. Disana telah tersedia lauk ikan ayam – ayam bakar, sate udang, cumi goreng tepung, gangan dan tumis kangkung yang langsung habis tak bersisa.
Masih ada satu pulau lagi yang kami kunjungi usai makan siang yaitu Pulau Batu Berlayar, pulau ini hanyalah gosong namun dilengkapi dengan kehadiran batu – batu granit berukuran besar dan lebar layaknya layar pada kapal.
Puas bermain di Pulau Batu Berlayar kami kembali ke Tanjung Kelayang untuk selanjutnya menuju Pantai Tanjung Tinggi. Bagi yang menyaksikan film Laskar Pelangi maka sudah tidak asing lagi dengan pantai ini karena Pantai Tanjung Tinggi pernah menjadi latar Film Laskar Pelangi diadegan para Laskar Pelangi bermain berlari – lari diantara celah – celah batu – batu granit serta sebagai tempat favorit mereka menyaksikan pelangi yang tiba usai hujan membahasahi bumi, mejikuhibiniu, merah jingga kuning hijau biru nila dan ungu.
Matahari mulai meninggalkan langit, ia ingin beristirahat digantikan oleh rembulan berbentuk bulat. Dari Tanjung Tinggi kami kembali menuju hotel namun sebelumnya singgah terlebih dahulu di pusat oleh – oleh yang berada di Air Saga.
Comments