Teh telur atau orang Minang menyebutnya teh talua ialah minuman khas Sumatera Barat. Nama teh telur sudah cukup lama diketahui oleh banyak orang, terlebih lagi pada 2017 lalu, Teh Telur dinobatkan sebagai juara III Minuman Tradisional Terpopuler pada ajang Anugerah Pesona Indonesia.
Baca juga : Bika Talago di Pelana Singgalang dan Marapi
Hampir semua warung kopi, café, dan rumah makan di Sumatera Barat menyediakan minuman dengan bahan dasar teh dan telur ini. Salah satunya ialah Warkop Teh Telur Mak Etek.
Warkop Teh Telur Mak Etek ini berada di Jalan Tanah Sirah, Padang. Warung berukuran panjang 15 meter dengan lebar 10 meter ini mampu menghabiskan hingga 300 butir telur tiap harinya, bahkan jika hari libur bisa sampai 500 butir telur.
Segelas teh telur di Warkop Mak Etek dibanderol Rp 10,000, artinya dalam sehari warkop ini memiliki omset penjualan sebesar Rp 3 juta, wow!
Apa yang membuat Warkop Mak Etek begitu diganderungi oleh banyak orang?
Kami mengunjungi Warkop Mak Etek di malam hari, ketika itu Kota Padang baru saja diguyur hujan deras membuat perjalanan saya menuju lokasi ditemani dengan dingin yang terus memeluk erat tubuh ini.
“jika tersesat pakailah GPS alias Gunakan Penduduk Setempat” begitu kata banyak orang, dan itu ternyata terbukti. Ketika kami mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Smartphone, kami malah tersasar. Sepertinya ada yang salah menempatkan posisi warung yang sebenarnya di Google Maps.
Kami pun bertanya ke warga sekitar
“kadai mak etek, luruih taruih, tanda kadainya dimukonyo banyak honda terparkir (kedai mak etek, lurus turus, tanda kedainya didepannya banyak motor terparkir)” begitu kata salah satu warga yang kami tanyai
Akhirnya kami pun tiba di Warkop Mak Etek, suasananya sangat ramai sekali, orang – orang asik bersenda gurau di mejanya masing – masing, disisi lain ada yang asik menyaksikan pertandingan Final Badminton ASIAN Games 2018, ada juga yang asik bermain domino.
Kedatangan kami disambut oleh Pak Novendi, salah seorang pengelola Warkop Mak Etek, kami pun saling bertukar cerita. Menurut Pak Nov, begitu dia akrab disapa, teh telur racikannya laris manis, karena berbeda dengan teh telur lainnya.
Apa perbedaannya? Teh telur Warkop Mak Etek memiliki varian warna yang unik dan menarik. Setelah diracik dan siap untuk dihidangkan kepada pengunjung, teh telurnya terlihat bertingkat lima. Orang sini menyebutkan “teh talua limo lenggek” terang Pak Nov.
Lima variasi warna itu terdiri dari warna cream susu, coklat, bata maroon, peach dan kuning gading.
Pak Nov melanjutkan ceritanya, ia memulai usaha teh telur ini sejak 1978 atau sudah 40 tahun yang lalu. Meski warkopnya sangat laris manis, ia tidak berniat untuk mencoba ekspansi ke usaha lainnya, karena teh telur adalah kuliner asli Minangkabau yang harus dipertahankan.
Warkop Mak Etek buka tiap harinya mulai pukul 06.00 WIB dan tutup pukul 02.00 WIB, bila malam Minggu, bisa buka hingga pukul 04.00 WIB
Karena warkop ini selalu ramai, maka harus bersabar untuk menikmati teh telur lima tingkat ini. Begitu terhidang di atas meja, saya langsung memotretnya, sebab ketika teh telur mulai berkurang panasnya maka warnanya mulai luruh.
Segelas Teh Telur Segudang Prestasi
Orang Minang itu sangat mudah akrab, cerita dari Pak Nov telur mengalir.
Ramainya pengunjung di Warkop Mak Etek, tak lepas dari partisipasinya dalam setiap lomba the telur yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang. Dalam perlombaan tersebut, tehj telur racikan Warkop Mak Etek ini selalu masuk dalam tiga besar.
Pada 2009, Dinas Pariwisata Sumbar mempromosikan the talua limo lenggek Warkop Mak Etek untuk ikut serta di ajang Food Festival di Kuala Lumpur, Malaysia. Ucap Pak Nov dengan nada bangga.
Comments