Sedari dulu saya penasaran banget sama yang namanya Pacu Jawi, sebuah atraksi balapan sapi khas Minangkabau. Pertunjukan ini memang agak terbilang “langka” karena hanya ada di empat nagari di Kabupaten Tanah Datar yaitu Nagari Pariangan, Nagari Rambatan, Nagari Lima Kaum dan Nagari Sungai Tarab. Bagi perantau yang tinggal di ibukota tentunya sulit untuk menyaksikannya secara langsung,
Istana Pagaruyung yang berada di Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar merupakah salah satu destinasi yang wajib dikunjungi jika kamu sedang berwisata di bumi Ranah Minang. Tak hanya sekedar berfoto dengan latar istana yang megah, disini banyak hal asik yang bisa kamu lakukan lho. Mempelajari Sejarah dan Budaya Minangkabau Istana Pagaruyung memiliki koleksi barang – barang
Istana Pagaruyung di Batusangkar menjadi destinasi kami selanjutnya setelah Lembah Harau. Perjalanan dari Lembah Harau ke Istana Pagaruyung memakan waktu sekitar 1,5 – 2 jam perjalanan. Setelah melewati Kota Payakumbuh, sopir membawa kami ke arah Situjuah, bagi saya ini adalah pengalaman pertama melintasi Situjuah, jalannya relatif sempit namun terobati dengan pemandangan sawah hijau yang terhampar
Salah satu tempat yang menarik untuk di kunjungi saat menjelajahi Nagari Tuo Pariangan adalah Masjid Ishlah. Letak dari masjid ini cukup strategis, sekitar 50 meter dari jalan utama Padang Panjang – Batusangkar. Karena menjadi masjid yang berada di Luhak Nan Tuo (Nagari Tertua di Ranah Minang) membuat masjid ini menjadi menarik untuk dikunjungi, bisa dipastikan
Terletak sekitar 14 Km dari Kota Batusangkar, tepatnya di Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Terdapat bangunan cagar budaya yang dianggap sebagai prototipe atap bagonjong yaitu Balairung Sari Tabek. Kunjungan kami ke Balairung Sari ini adalah dalam rangka mengunjungi situs – situs cagar budaya yang banyak tersebar di Kabupaten Tanah Datar, sebelumnya saya sudah