Pertengahan Februari 2016, saya dan Wilma beserta adik – adiknya berkesempatan untuk menjelajahi tempat – tempat menarik di Kabupaten Tanah Datar. Tempat pertama yang kami kunjungi ialah Home Industri Kiniko yang terkenal dengan kopi kawa dan sale pisang-nya. Setelah santai sembari menyeruput kopi kawa yang memiliki cita rasa unik itu, kami menuju spot selanjutnya yaitu
Setelah menempuh perjalanan sekitar 70 kilometer dari Padang yang memakan waktu sekitar 2,5 jam. Kami tiba di Nagari Aie Angek, sebuah nagari yang berada dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar. Perjalanan yang cukup panjang membuat kami dilanda rasa lapar dan kami memutuskan untuk mengobati rasa lapar ini di Rumah Makan Aie Badarun. Rumah Makan Aie Badarun
Ketika melintasi Jalan Padang Bukittinggi, kita akan melewati Koto Baru yang berada di pelana antara Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Disini kita bisa melihat belasan kedai yang berjejer menjajakan penganan khas Minang yaitu Kue Bika. Kue Bika Minang berbeda dengan Kue Bika Ambon dari Medan. Bika Ambon memiliki warna kuning dengan tekstur berlubang – lubang
“kalau kamu suka dengan wisata sejarah dan budaya, datanglah ke Nagari Pariangan. Dari sini sekitar 17 kilometer. Menurut Tambo, nagari itu ialah tempat asal usul orang Minangkabau” kata Wilma, local guide di Istana Basa Pagaruyung. Semenjak mendapatkan informasi tersebut, saya mulai mencari – cari informasi mengenai Nagari Pariangan. Ternyata, pada tahun 2012 Nagari Pariangan dinobatkan
Tanah Datar adalah nama salah satu kabupaten di Sumatera Barat. Sama seperti kabupaten – kabupaten yang ada di Sumatera Barat lainnya. Saat ini ia sedang menggiatkan promosi pariwisatanya dengan obyek wisatanya yang didominasi oleh atraksi budaya dan peninggalan sejarah. Hal itu tentunya berkaitan dengan sejarah Kerajaan Pagaruyung yang pernah menjadikan wilayah Tanah Datar sebagai pusat