M.A.W Brouwer, seorang fenomenolog, psikolog dan budayawan asal Delft, Belanda. Pada masa silam pernah mengatakan “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum”. Namun, bila saja ia berkesempatan mengunjungi Bukittinggi pada masa hidupnya, pasti ia akan mengatakan hal yang sama. Ya, kota kecil di dataran tinggi Sumatera Barat ini dianugerahi dengan pemandangan yang sangat Indah. Kota yang memiliki luas 25.24 km2 ini dikelilingi oleh tiga gunung sekaligus sehingga udara disini terasa amat sejuk. Lokasinya pun sangat strategis ia mudah dijangkau dari kota – kota besar seperti Padang, Pekanbaru dan Medan. Dengan segala yang dimilikinya membuat Bukittinggi berhasil menjadi kota wisata yang idam –idamkan banyak orang. Bila anda memiliki kesempatan untuk datang ke kota kelahiran Bung Hatta ini baik dengan cara backpacker maupun mengikuti Paket Tour Bukittinggi, sisakan waktu minimal satu hari untuk mengeksplore keindahan alamnya. Banyak sekali lokasi yang Indah di Bukittinggi, salah satunya adalah persawahan yang berada di Ngarai Sianok. Setelah malam sebelumnya kota ini diguyur hujan yang cukup deras, pagi itu suasananya sangat berbeda. Matahari bersinar dengan indah, awan – awan putih menggantung, langit diwarnai oleh sang biru. Hari itu kami hendak menuju Puncak Lawang untuk melihat keindahan Danau Maninjau dari ketinggian. Biasanya kalau dari Bukittinggi orang – orang akan memilih melewati jalan melalui Simpang Padang Luar. Namun, untuk menghindari macet di Simpang Padang Luar, kami memilih jalan yang melewati Ngarai Sianok, nantinya jalan ini akan tembus hingga Matur. Tak jauh dari pintu keluar Lobang Jepang yang berada di Ngarai Sianok kami memarkirkan mobil. Lokasi parkir ini ditujukan bagi wisatawan yang hendak menuju The Great Wall of Koto Gadang. Dari parkiran, kami menuruni jalan setapak yang cukup licin. Jalan setapak ini nantinya tembus hingga ke Koto Gadang. Namun belakangan ada yang lebih menarik perhatian daripada trekking menuju Tembok Cina Koto Gadang. Setelah menuruni jalan setapak tadi, di sisi kanannya
M.A.W Brouwer, seorang fenomenolog, psikolog dan budayawan asal Delft, Belanda. Pada masa silam pernah mengatakan “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum”. Namun, bila saja ia berkesempatan mengunjungi Bukittinggi pada masa hidupnya, pasti ia akan mengatakan hal yang sama. Ya, kota kecil di dataran tinggi Sumatera Barat ini dianugerahi dengan pemandangan yang sangat Indah. Kota