Apa jadinya bila berpetualang menjelajahi obyek wisata dengan menggunakan Nissan Grand Livina Mobil Pilihan Keluarga Indonesia? Tentunya pengalaman mengasyikan dan menyenangkan yang didapat. Ya, pada awal Mei 2016 lalu, saya bersama teman – teman berpetualang mencari tantangan mengunjungi Kawasan Wisata Lembah Harau yang berada di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.
Perjalanan sejauh 49 Km dari Bukittinggi kami tempuh bersama Grand Livina Highway Star 1.8 matic yang merupakan salah satu varian yang diluncurkan oleh PT. Nissan Motor Indonesia dalam rangka memperingati 10 tahun Nissan Indonesia. Varian ini merupakan limited edition dimana hanya tersedia 150 unit saja diseluruh Indonesia dan untuk varian Grand Livina HWS 1.8 matic yang kami gunakan ini menurut dealernya hanya ada dua saja di Sumatera Barat, sebuah kebanggaan bagi kami dapat berpetualang bersamanya.
Perjalanan selama 1,5 jam dari Bukittinggi terasa sangat nyaman sekali karena interior Nissan Grand Livina HWS ini terasa lebih mewah dan berkelas dibandingkan mobil MPV lainnya. Sebagai contohnya ialah tambahan aksen kayu pada interior dashboard, bagian lingkar kemudi dan tuas transmisi menciptakan kesan mewah pada mobil ini. Selain itu desain kursinya dibuat sangat ergonomis serta mempunyai ukuran besar. Pada bagian penyejuk ruangannya penempatan AC untuk penumpang di baris kedua dan ketiga tidak seperti mobil MPV lainnya yang menempatkan AC diatas namun pada Nissan Grand Livina AC diselipkan pada bagian tengahnya atau tepat pada konsol tengah untuk handrest. Dengan demikian hembusan AC yang dihasilkan cukup dapat menyejukkan hingga baris belakang sehingga membuat kami sangat nyaman pada saat menempuh perjalanan menuju Lembah Harau.
Selain kenyamanannya yang sangat terasa, perjalanan kami terhindar dari perasaan bosan karena Nissan Grand Livina HWS yang kami tumpangi memiliki fitur multimedia yang sangat lengkap. Kami dimanjakan dengan adanya 2DIN support 6-virtual CD, MP2, Aux-in, SD Card, iPod dan USB yang sudah terintegrasi dengan dua head rest monitor untuk teman kami yang berada pada baris kedua.
Dari segi keamanan Nissan Grand Livina memiliki tingkat safety tinggi. Hal ini tentunya karena keberadaan beragam fitur – fitur keamanan dan keselamatan canggih yang dimiliki oleh Grand Livinia seperti fitur dual SRS air bag yang akan melindungi pengemudi serta penumpang pada kursi bagian depan ketika kecelakaan terjadi. Pada sistem pengereman, Nissan Grand Livina didukung oleh kombinasi pengereman antara ABS (Anti-lock Bracking System) + EBD (Electronic Brake Distribution) + BA (Brake Assist). Kombinasi sistem pengereman tersebut akan membuat pengereman lebih stabil dan dapat menyesuaikan kekuatan pada rem belakang serta akan mencegah roda terkunci pada saat melakukan pengereman mendadak (panic brake) pada kecepatan tinggi sehingga pengemudi masih bisa mengarahkan mobilnya ke arah yang lebih aman. Dengan fitur – fitur keamanan canggih yang dimiliki oleh Nissan Grand Livina membuat kami merasa aman selama berada di perjalanan mengingat berdasarkan data Litbangkes tahun 2015, angka cedera akibat kecelakaan transportasi darat di Sumatera Barat menempati nomor lima tertinggi di Indonesia, dengan jumlah kejadian 564.242 (54,9%), lebih tinggi dari rata – rata nasional.
luruihlah jalan payakumbuah babelok jalan kayu jati, sebuah penggalan lagu adat Minangkabau berjudul Ayam Den Lapeh yang artinya luruslah jalan Payakumbuh berbelok jalan Kayu Jati. Setiap lagu adat Minangkabau yang tercipta biasanya berasal dari gambaran alam yang sesungguhnya. Untuk menuju Lembah Harau dari Bukittinggi tentunya semua orang akan melewati Payakumbuh. Lirik lagu tersebut memang benar adanya, perjalanan menuju Payakumbuh hingga Lembah Harau dari Bukittinggi lebih didominasi oleh trek lurus. Dengan tipe jalan seperti ini sudah tentu menjadi “santapan” nikmat bagi Nissan Grand Livina HWS yang menggunakan mesin MR18DE 1.8-liter. Mesin ini menghasilkan tenaga sebesar 126HP pada putaran 5.200 RPM, dengan torsi maksimum 175 Nm pada putaran 4.800 RPM. Meski menghasilkan tenaga yang besar namun penggunaan teknologi mesin yang sangat bagus pada Nissan Grand Livina HWS ini dapat mampu menekan konsumsi penggunaan bahan bakar sehingga lebih hemat. Pada perjalanan ini 1 liter bahan bakar mampu mencapai 12 Km, sehingga kami hanya menghabiskan Rp 85.000 saja untuk anggaran membeli bahan bakar dengan kadar oktan 92 pada perjalanan pulang pergi ini.
Akhirnya sampailah kami di Kawasan Wisata Lembah Harau. Setiap orang yang berkunjung kesini pastinya akan dibuat terpana tatkala melihat pemandangan yang ada disini. Lembah Harau menyajikan pemandangan berupa persawahan hijau subur yang membentang luas bak permadani, disekelilingnya terdapat tebing – tebing batu granit terjal berwarna – warni dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Lembah Harau dijuluki Lembah Yosemite di Indonesia karena memiliki keindahan seperti Taman Nasional Yosemite yang terletak di Sierra Nevada California dan telah terkenal ke seluruh dunia.
Banyak tempat indah yang bisa disinggahi saat berada di Kawasan Lembah Harau seperti Air Terjun Sarasah Bunta, Air Terjun Sarasah Aie Luluih, Air Terjun Sarasah Murai dan Air Terjun Sarasah Aka Barayun. Namun, bukan tempat itulah yang kami tuju karena tempat – tempat tersebut sudah terlalu mainstream bagi kami.
Tujuan kami ke Lembah Harau adalah ke sebuah tempat yang masih jarang dijamah oleh wisatawan, hal ini tentunya menantang adrenalin. Destinasi pertama kami dalam penjelajahan ini adalah trekking menuju Air Terjun Sarasah Murai Gantiang yang memiliki tujuh tingkat. Untuk sampai di titik awal trekking dari pintu masuk Kawasan Lembah Harau kami masih harus menempuh perjalanan sekitar 10 Km menuju Jorong Padang Rukam.
Perjalanan kami tak sepenuhnya mulus karena setelah melewati Resort Aka Barayun jalan beraspal beralih menjadi jalan tanah bebatuan yang memiliki kontur tidak rata. Hal ini sedikit menyulitkan karena Nissan Grand Livina HSW memiliki ground clearance yang rendah, yakni hanya setinggi sekitar 175 cm dari tanah. Dengan rendahnya ground clearance tersebut tentu akan membuat Nissan Grand Livina terasa kurang nyaman ketika melewati medan jalan yang berlubang atau tidak rata seperti saat kami menuju Jorong Padang Rukam, dibutuhkan kehatian – hatian ekstra serta kehandalan dari pengemudi yang mampu mengatasi hambatan seperi ini.
Ada kejadian lucu ketika itu, tidak hanya mengalami hambatan karena jalan yang belum diaspal tetapi juga saat itu kami dihalangi oleh seekor sapi berukuran besar yang berdiri tepat di tengah jalan. Sudah diklakson berkali – kali namun sang kerbau tidak menggubris sampai akhirnya salah satu diantara kami harus keluar dan menuntun kerbau ke tepi jalan.
Setelah itu sampailah kami di titik awal trekking menuju Air Terjun Sarasah Murai Gantiang. Kurang lebih dua jam kami mengeksplore seluruh air terjun yang memiliki tujuh tingkat ini, mulai dari yang paling bawah hingga paling atas.
Hari kedua kami masih menjelajahi Kawasan Lembah Harau, jika hari pertama berupa air terjun maka di hari ini kami mengeksplore suatu tempat yang oleh warga sekitar disebut Ngalau Seribu. Untuk menuju ke Ngalau Seribu sangat disarankan bersama warga lokal sebagai pemandu karena disana banyak sekali goa yang berpotensi membuat orang tersasar selain itu jalur yang dilewati merupakan jalur yang biasa dilalui oleh hewan liar seperti kijang, babi hutan bahkan harimau. Sungguh perjalanan yang membutuhkan nyali yang tinggi.
Usai menjelajahi dua tempat antimainstream di Lembah Harau, kami pun kembali menuju Bukittinggi namun rasanya tanggung sekali jika tidak mampir ke Jembatan Layang Kelok Sembilan yang hanya berjarak sekitar 15 Km dari Lembah Harau sehingga kami putuskan untuk kesana terlebih dahulu.
Jembatan Kelok Sembilan berada di kawasan lembah yang sangat indah, jembatan ini diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam yakni Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau. Karena berada di perbukitan maka sering kali jalanan dihalangi kabut saat menuju ke Jembatan Kelok Sembilan terlebih apabila perjalanan dilakukan di sore atau malam hari seperti yang kami lakukan saat itu. Namun masalah kabut ini mampu diatasi oleh Nissan Grand Livina. Selain memiliki sistem penerangan yang mumpuni, pada Nissan Grand Livina juga terdapat fog lamp yang mampu meningkatkan pandangan pengemudi ketika berkendara dalam cuaca buruk.
Usai menikmati suasana di Jembatan Kelok Sembilan kami pun beranjak dan kembali menuju Bukittinggi.
Bagi saya, Nissan Grand Livina sangat nyaman bagi pengemudi maupun penumpang yang berada di dalamnya. Mobil ini tetap stabil meski dipacu dengan kecepatan tinggi. Irit dalam penggunaan bahan bakar dan tentunya mempunyai desain yang sangat stylish. Meski memiliki kekurangan pada ground clearance-nya yang terbilang rendah namun hal ini mampu ditutupi segala kelebihan serta fitur – fitur canggih yang ada pada Nissan Grand Livina.
Dengan desainnya yang stylish ditambah dengan performa dan kenyamanannya maka wajar saja mobil ini menjadi favorit konsumen keluarga Indonesia dalam kategori MPV. Memang pantas apabila dikatakan bahwa Nissan Grand Livina Mobil Pilihan Keluarga
Comments