Kami tiba di Bukitttinggi di malam hari. Di Perjalanan menuju Bukittinggi, kami hanya singgah di kedai Kue Pinyaram Habil Kayu Tanam, membeli kue cucur mini ini untuk pengganjal perut. Makanya waktu sampai di Bukittinggi yang dingin, perut kembali bersenandung. Malam itu kami ingin mencoba Sate Mak Ngulu yang ada di Jalan Abdul Manan, lokasinya cukup dekat dari tempat kami.
“menurut saya, Sate Mak Ngulu menjadi sate terenak di Bukittinggi untuk saat ini” kata Bang Rangga
Saya selalu percaya rekomendasi kuliner dari Bang Rangga, sebab selama ini apa yang ia rekomendasikan untuk saya tidak pernah ada yang mengecewakan. Apalagi dia memang orang yang hobi kulineran.
Kami mengajak istri serta anak – anak untuk makan malam di Sate Mak Ngulu. Tiba di lokasi kami langsung memesan empat porsi sate. Untungnya masih ada sate dan kuah yang tersisa. Jadi masih cukup untuk membuat pesanan kami. Sebab malam itu, kami lah pelanggan terakhir yang masih bisa dilayani. Setelah kami, masih banyak lagi pelanggan yang berdatangan untuk membeli sate, namun sudah habis.
Saat menyantap sate, kami ditemani langsung oleh Bang Dika, pemilik kedai sate ini. Bang Dika adalah generasi ketiga yang menjual Sate Mak Ngulu.
Bang Dika bercerita bahwa Sate Mak Ngulu mulai eksis menjual sate sejak tahun 1979. Kedai sate yang pertama berlokasi di Pakan Sinayan. Saat ini Sate Mak Ngulu memiliki tiga cabang. Salah satunya yang dikelola oleh Bang Dika ini.
Nama Mak Ngulu yang melekat untuk merek sate ini berasal dari gelar yang dimiliki oleh kakeknya, Mak Pangulu. Beliau memiliki 4 anak yang 3 diantaranya berjualan sate untuk menyambung hidup, sedangkan yang satunya lagi menjadi guru.
“Usia kakek saya saat ini 84 tahun, ia masih aktif berjualan” kata Bang Dika
Dibuat Hanya Dengan Daging Sapi Pilihan
Sate olahan Mak Ngulu memiliki cita rasa gurih dan manis.
Sate Padang bercita rasa manis?
Iya manis. Rasa manis ini berasal dari parutan kelapa yang membaluri daging sate.
Jadi setelah daging sapi diberi bumbu kemudian diberi parutan kelapa dan dibakar seperti sate biasanya. Parutan kelapa ini juga membuat sate yang dibakar memiliki bau yang menggugah selera. Adapun untuk kuah satenya juga pas dilidah, rasanya tidak begitu menyengat dan gurih. Dan yang paling penting kuah satenya tidak mudah encer, padahal suhu udara di Bukittinggi di malam hari cukup dingin.
Selain ada cita rasa manis, daging satenya ini begitu empuk. Sangat mudah untuk menyantapnya bahkan untuk orang tua sekalipun.
Rahasia keempukan daging Sate Mak Ngulu adalah mulai dari pemilihan dagingnya hingga proses pembuatan.
Jadi hanya daging pilihan yang dipakai untuk membuat sate, selain itu daging tidak dimasukan ke dalam freezer sehingga daging tidak menjadi keras.
“setiap pagi saya ke pasar untuk membeli daging sebanyak 5 kg, hanya daging pilihan saja yang saya ambil. Dalam satu ekor sapi sehat, daging yang saya maksud itu hanya ada 10 kg” kata Bang Dika.
Daging yang telah dibeli tadi itu kemudian dipotong – potong petak. Setiap 1 kg daging sapi, menghasilkan 120 tusuk sate. Jadi totalnya ada 600 tusuk sate, dalam satu porsi sate terdiri dari 6 tusuk. Sehingga rata – rata penjualan sate yang dikedai yang dikelola oleh Bang Dika ini ialah 100 porsi.
Bang Dika mulai membuka kedainya pada pukul 16.00, setelah ia siap meracik daging satenya dan hampir di tiap harinya, sate yang ia jual selalu habis tak bersisa.
Baca juga : Teh Telur Pinang Bukittinggi, Jos Gandos
Harga
Harga seporsi Sate Mak Ngulu yang terdiri dari 6 tusuk sate dan potongan ketupat dibanderol dengan harga Rp 18.000, cukup terjangkau, bukan?
By the way, kalau Bang Dika bilang bahwa rata – rata penjualannya 100 porsi. Dalam sehari omset yang ia hasilkan adalah Rp 1.8 juta per hari-nya. WOW!
Alamat
Jl. Abdul Manan No.Kel, Campago Guguk Bulek, Kec. Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26128
Contact Person
0852-1038-2323
Comments