Sarapan pagi di Padang itu hal yang mudah. Tapi jangan kaget dengan menu sarapan yang cenderung berat dan amat mengeyangkan untuk disantap di pagi hari. Dulu, sewaktu saya masih kecil. Tiap kali pulang ke Padang, ayah selalu mengajak saya ke rumah keluarganya yang ada di Durian Tarung. Durian Tarung adalah nama kampung sekaligus diabadikan sebagai nama jalan yang ada di wilayah Kelurahan Pasar Ambacang, Kelurahan Kuranji, Kota Padang. Kata ayah dulu banyak pohon durian dan kebun terong disini, makanya namanya seperti itu.
Tapi saya tidak akan membahas durian apalagi terong dalam tulisan ini.
Jika saya menginap di rumah bako (keluarga ayah) yang ada di Durian Tarung, biasanya di pagi harinya saya akan disuguhkan sarapan berupa Sate Padang yang kuahnya kental dan berwarna merah menyala, selain itu jika saya bosan dengan Sate Padang, maka etek saya akan menyajikan lontong pical atau lontong sayur.
Sate Padang dan lontong pical ini dibelinya dari sebuah kedai sederhana yang ada di seberang rumah etek.
Penjualnya adalah Uni Mar, beliau sudah lama banget berjualan menu sarapan khas orang Minang ini. Kalau gag salah beliau sendiri adalah generasi ketiga. Sebelumnya Uni Mar sempat merantau ke Jawa, menimba ilmu di bidang ekonomi. Namun, setelah lulus ia lebih memilih pulang ke kampung halamannya untuk meneruskan usaha sarapan pagi yang telah dijalankan oleh orang tuanya.
Menyesalkah ia?
Tidak!
Sebab kedai yang terbilang sederhana ini memiliki banyak pelanggan setia, setiap paginya kedai ini ramai oleh pembeli. Orang Minang itu gag level sarapan roti, biskuit atau makanan ringan lainnya. Sekali sarapan langsung makan makanan berat. Uni Mar harus bergerak cepat jika tidak mau antrian pembelinya mengular.
Salah satu pelanggan setianya adalah saya, setia disini dalam arti setiap kali saya pulang ke Padang. Saya selalu menyempatkan untuk menikmati sarapan pagi disini.
Pada awal Agustus 2019, saya kembali ke Padang bersama anak dan istri. Begitu sampai di Padang, istri saya langsung meminta untuk sarapan pagi di kedainya Uni Mar.
“bang besok pagi, kita sarapan di tempat ayah ya (Durian Tarung)” Pinta Hanny
Ia rindu dengan menu spesial yang ada disana yaitu Pical Sate yang sulit ditemukan di Kota Jakarta.
Sebagai suami kece, saya penuhi permintaan Hanny. Dengan mengenderai motor, kami menuju Warung Sarapa Pagi Uni Mar. Dari Ketaping, masuk jalan by pass, tiba di simpang Kalawi, saya ambil ke kanan, ke Jalan Durian Tarung.
Suasana di kedai Uni Mar telah ramai oleh pembeli, uniknya si Uni ini selalu mendahulukan orang yang makan di tempat. Haha…
Atau beliau sudah hafal dengan wajah saya, wajah anaknya Da Min (panggilan akrab ayah di Durian Tarung), sehingga setiap kali saya datang kesini, selalu menjadi prioritas.
Hanny memesan pical sate kesukaannya, sedangkan saya Sate Padang lengkap dengan lontongnya. Hanya dalam sekejap pesanan kami langsung terhidang.
Dalam seporsi pical sate terdapat mie kuning, irisan sayur kol, jantung pisang serta rebusan sayur kangkung. Semua komposisi ini kemudian disiram dengan kuah kacang yang punya cita rasa agak pedas. Kemudian ditambah lima tusuk sate yang juga disiram dengan kuah sate. Jadi dalam seporsi ini ada dua kuah sekaligus yakni kuah pical dan kuah sate. Ramai rasanya. Kebayang kan besarnya seporsi pical sate ini, dijamin kenyang deh!
Kalau sate padang-nya, standard aja. Ada lima tusuk sate, lontong dan disiram kuah sate yang warnanya merah menyala.
Menyantap pical maupun Sate Padang makin nikmat dengan tambahan kerupuk merah apalagi kerupuk jangek, dijamin batambuah salero.
Tapi, ada tapinya nih.
Ada hal yang membuat saya agak kurang sreg sarapan disini.
Apa itu?
Saya tak tahu apa alasan Uni Mar memilih daging yang didominasi lemak ini, tidak seperti Sate Mak Ngulu yang memilih daging sapi yang ada di bagian punggung, yang biasa dijadikan menu tenderloin oleh warung atau café steak. Uni Mar lebih memilih daging sapi yang berada di bagian bawah kulit, sehingga rasanya begitu kenyal. Kurang sip, bagi pecinta sate padang seperti saya.
Baca juga : Sate Mak Ngulu Bukittinggi
Harga
Harga menu sarapan pagi kedai ini sangat terjangkau. Untuk menu paling spesialnya yaitu Pical Satenya dibanderol dengan harga Rp 12.000. Sedangkan untuk menu lontong sayurnya mulai dari Rp 5.000
Alamat
Jalan Durian Tarung, jika datang dari arah jalan by pass kedai ini sekitar 800 meter dari Kantor Pengadilan Agama.
Comments