Awan yang menggantung di langit Belitung Timur dan sekitarnya masih mengeluarkan tetes – tetes air hujan hingga sore hari. Tidak ada langit yang berpesta pora dengan cahaya kemilau keemasan seperti biasanya.
Kami sudah memasuki akhir dari perjalanan di hari kedua ini, tapi masih ada satu destinasi yang mungkin traveler yang ke Belitung jarang mengunjungi dan kami akan kesana. Destinasi yang kami maksud adalah Pantai Bukit Batu.
Pantai Bukit Batu masih berada satu desa dengan Pantai Burung Mandi, jarak diantara keduanya saling berdekatan hanya 2 km, tapi kalo jalan kaki jauh juga keleus.
Untuk menuju Pantai Bukit Batu saat ini tidaklah sulit, sudah ada penunjuk jalan menuju ke lokasi, nantinya di dalam jalan perkampungan terdapat pintu gerbang bercatkan putih yang warnanya sudah memudar dimakan korosi. Pintu gerbang ini berada di sebelah kiri jalan jika kamu datang dari Burung Mandi. Dari pintu gerbang tersebut, kami melewati jalan berkelok tajam, melalui beberapa tanjakan dan turunan. Selama melewati itu, kami dimanjakan dengan pemandangan indah hutan yang hijau dan lebat. Indah sih, tapi kalo datangnya malam ngeri juga jadinya karena hutannya benar – benar lebat.
Akhirnya kami tiba di ujung jalan, bunyi desiran ombak terdengar merdu seolah menyambut kedatangan kami. Ya, inilah Pantai Bukit Batu, sesuai dengan namanya pantai ini berada di balik bukit.
Dari ujung jalan itu kami menuruni anak tangga yang terbuat dari batu alam untuk menjejakan kaki di pasir putih pantai ini.
Pantai Bukit Batu, Pantainya Ahok
Sore itu, hanya kami bertiga saja di pantai yang menurut beberapa referensi yang saya baca seperti Kompas ialah pantai pribadi milik Ahok. Permisi ya, pak, numpang leyeh – leyeh di pantainya.
Sama seperti kedatangan saya yang pertama dua tahun yang lalu, pantai ini masih sepi dari kunjungan wisatawan padahal menurut pribadi saya pantai ini lebih indah dan jauh lebih eksotis karena berada di balik bukit yang ditumbuhi hutan lebat.
Pantai Bukit Batu terdiri dari dua bagian yaitu bagian berpasir dan bagian yang memiliki batu – batu granit berukuran besar dalam jumlah banyak, bagian yang berbatu ini berbatasan langsung dengan bukit dan hutan.
Di atas bukit terdapat dua rumah panggung dengan pemandangan laut lepas. Sayangnya, rumah panggung ini kondisinya kurang terawat, terdapat beberapa bagian yang mulai rusak.
Catatan bagi kamu yang juga ingin berkunjung ke pantai ini bawalah bekal yang cukup karena hingga saat ini belum ada penjual makanan disini. Entah sampai kapan pantai indah ini terus sepi dari kunjungan.
Comments