Kalau lagi di Padang, saya biasanya paling suka sarapan dengan ketupat atau lontong pical. Di Padang harga kedua makanan ini sangat murah, mulai dari Rp 5 ribu seporsi. Selain itu tentu saja bergizi dan bikin kenyang.
Biasanya saya membeli menu sarapan pagi tersebut di kedai lontong pical si Om yang lokasinya ada di Jalan Mohammad Hatta tepat di seberang SMA 1 Muhammadiyah Padang. Soalnya jaraknya dekat banget dari rumah. Kuah kacang racikan si Om ini cocok banget di lidah saya.
Atau kalau lagi kangen sama suasana di Kampung Ayah yang ada di Durian Tarung, saya bela – belain sarapan disana, tepatnya di Warung Sarapan Pagi Si May. Lokasinya persis di seberang rumah etek saya.
Baca juga : Sarapan Pagi di Durian Tarung
Nah kali ini saya mendapatkan rekomendasi penjual ketupat yang enak dari Bang Rangga (CMO Jelajah Sumbar) yang hobinya kulineran. Namanya Ketupat Pitalah yang beralamat di Jl. Purus III No.24, Purus, Kec. Padang Bar., Kota Padang, Sumatera Barat 25115. Lokasinya dekat banget sama Pantai Padang.
Oh ya, sebelum saya kesana bang Rangga sempat bilang “yang enak Ketupat Pitalahnya, Jangan pesan Lontong Picalnya ya”
Bersama istri dan anak, kami menuju ke lokasi yang direkomendasikan oleh Bang Rangga itu.
Pagi itu suasana di Kedai Ketupat Pitalah di Purus III, cukup ramai. Di area parkiran nampak motor – motor berjejer rapi dan beberapa mobil yang terparkir.
Selain Ketupat Pitalah, kedai ini juga menjual beberapa menu sarapan khas Minang seperti lontong pical dan bubur kampiun.
Saya mengabaikan pesan dari Bang Rangga, karena dilarang justru malah bikin penasaran. Kami pun memesan seporsi ketupat pitalah dan lontong pical.
Ngomong – ngomong
Ini adalah pertama kalinya saya mencoba Ketupat Pitalah, namanya aja baru saya dengar.
Jadi ,Pitalah adalah nama sebuah nagari yang secara administrasi berada di bawah naungan Kabupaten Tanah Datar. Namun karena nagari ini dekat dengan Padang Panjang, sehingga seringkali masyarakatnya mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Padang Panjang.
Saya jadi teringat sama Om saya, dia orang Baso, tapi kalau ditanya orang asalnya darimana, ia akan menjawab Bukittinggi. Padahal Baso sama Bukittinggi itu lumayan jauh.
Balik lagi sama cerita Ketupat Pitalah
Ketupat Pitalah hanyalah sebuah ketupat sederhana yang dihidangkan dengan sayur dan kuah yang hanya berisi tiga macam sayur yakni rebung (tunas bambu), nangka muda dan lobak Singgalang yang dimasak di dalam belanga dari tanah liat yang oleh orang Minang disebut talenang
Oh ya, kalau Ketupat Pitalah di Purus III ini juga menambahkan mie kuning dan telur sebagai pelengkapnya, jadi isinya lebih ramai.
Meski sama – sama dari Sumbar, Ketupat Pitalah punya ciri khas yang membedakan ia dengan ketupat lainnya yakni kuahnya yang sangat kental dan lumat di lidah. Selain itu ketupat disajikan dengan cara rujik yaitu ketupatnya tidak dipotong – dipotong, tapi hanya dibelah dua memanjang dan diatasnya disiram kuah gulai sayur.
Makna dari penyajiannya secara rujik ini ialah agar setiap orang yang memakan ketupat akan memotong sendiri ketupat yang akan mereka santap, sesuai besaran suapan masing – masing. Jika dipotong – potong, itu berarti penjual menyamakan suapan setiap pembeli. Padahal besaran suapan setiap orang berbeda – beda.
Okelah saatnya menyantap Ketupat Pitalah yang sudah terhidang di hadapan saya ini.
Kuahnya yang kental memang begitu menggoda. Karena disajikan secara rujik maka saya harus memotong – motong ketupatnya sesuai kemampuan suapan saya. Begitu ketupat dan kuahnya masuk ke dalam mulut dan dikecap oleh indera lidah, saya merasakan betapa nikmatnya ketupat pitalah ini. Santan yang dimasak bersamaan dengan bumbu kunyit, sereh, jahe, lengkuas, kemiri dan lada terasa begitu gurih dan menjejakan rasa pedas.
Kentalnya kuah pada Ketupat Pitalah membuat ia meski di makan di pagi hari, sampai siang pun rasa kuahnya masih terasa.
Setelah mencicipi ketupat pitalah, saatnya beralih ke lontong picalnya.
Ternyata benar apa yang disampaikan Bang Rangga, lontong picalnya kurang recommended. Rasa kuah kacangnya agak kurang buat saya. Saya menyesal tak menuruti perkataan Bang Rangga.
Ketupat Pitalah dan Lontong Pical yang telah habis disantap telah memenuhi seluruh rongga perut kami, tak ada lagi yang tersisa. Maksud hati ingin mencoba bubur kampiunnya, hanya tinggal angan. Mungkin kunjungan berikutnya kami akan mencobanya.
Alamat Katupek Pitalah Purus III
Jalan Purus III No.24, Purus, Kec. Padang Bar., Kota Padang, Sumatera Barat 25115
Buka tiap hari mulai dari Jam 6 pagi hingga 11 siang.
Comments