Pada 16 – 19 Agustus 2018 yang lalu, kami mendapatkan kepercayaan dari Yayasan Sekolah Pembangunan Jaya untuk menjadi partner jalan – jalan keliling Sumbar.
Mentari mulai turun ke peraduannya, menyebarkan warna jingga di langit yang mempesona. Ketika itu pesawat Citilink yang membawa rombongan SPJ baru saja tiba di Bandara Internasional Minangkabau. Kami telah siap menyambut mereka tepat di depan pintu kedatangan.
Sebelum kami meninggalkan area BIM, kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama di Plasa BIM.
Menuju Kota Padang
Dari BIM, destinasi pertama kami ialah Kota Padang yang berjarak sekitar 20an kilometer. Mentari telah tenggelam, langit jingga berubah menjadi hitam. Sebelum tiba di Hotel Grand Inna Muara tempat kami menginap, kami singgah terlebih dahulu di Pondok Ikan Bakar Khatib Sulaiman. Santap malam kali ini begitu nikmati dengan olahan ikan laut bakar serta udang bakar yang begitu menggugah selera.
Usai makan malam, kami diantar ke Hotel Grand Inna Muara yang merupakan salah satu hotel bintang 4 yang ada di Kota Padang.
Long Trip Minangkabau
Hari kedua Tour Padang. Tema kali ini ialah Long Trip Minangkabau. Disebut demikian karena memang rute perjalanannya cukup panjang namun mengasyikkan.
Tour dimulai dari penjemputan di Hotel Grand Inna Muara, adapun destinasi pertama yang akan disinggahi pertama kali ialah Air Terjun Lembah Anai.
Saat melintas jalan Kayu Tanam, kami melihat di sepanjang jalan banyak sekali yang menjual durian. Tertarik untuk mencobanya kami pun berhenti di salah satu kedai penjual durian. Karena sedang musimnya, buah dari surga ini dijual dengan harga murah, satu gantang yang terdiri dari 12 buah durian dibanderol hanya Rp 300 ribu saja. Jadilah kami pesta durian disana.
Usai pesta durian, kami lanjutkan perjalanan ke Air Terjun Lembah Anai, air terjun yang begitu indah yang berada di tepi jalan yang menghubungkan antara Padang – Bukittinggi.
Dari Air Terjun Lembah Anai, kami menuju Pusat Dokumentasi Informasi dan Kebudayaan Minangkabau atau yang biasa disebut Minang Village. Jarak antara keduanya hanya sekitar 7 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 20 menit.
Baca juga : Dari Lembah Anai, Yuk Ke Minang Village
Memasuki waktu makan siang, kami beranjak menuju Rumah Makan Aie Badarun. Rumah makan ini dikenal dengan dendeng batokoknya yang lezat. Selain itu disini kita juga bisa mencicipi bubur kampiun yang merupakan bubur khas Minang.
Karena hari Jum’at, usai makan siang kami berhenti di masjid yang berada di tepi jalan untuk menunaikan ibadah shalat Jum’at.
Well, lanjut lagi ke Payakumbuh. Awalnya kami hendak mengunjungi Lembah Harau, namun sayangnya ketika itu sedang ada proses pelebaran jalan yang membuat bus ukuran medium akan kesulitan jika masuk ke sana. Akhirnya kami putuskan untuk skip Lembah Harau dan menerukan perjalanan ke Jembatan Kelok Sembilan. Jembatan ini benar – benar indah dan megah, memadukan kemegahan kontruksi jembatan karya anak bangsa dan keindahan bumi Ranah Minang.
Dari Jembatan Kelok Sembilan, kami menuju Bukittinggi. Tiba di kota sejuk ini tepat ketika adzan maghrib berkumandang. Singgah di masjid untuk shalat, setelah itu membeli oleh – oleh di pusat oleh – oleh Ummi Aufa Hakim.
Malam ini kami menginap di Hotel Grand Royal Denai, salah satu hotel bintang 4 yang ada di Kota Bukittinggi. Hotel ini bersebelahan dengan obyek wisata Benteng Fort De Kock.
Bukittinggi City Tour – Danau Maninjau – Padang
Pagi hari terasa begitu sejuk di Bukittinggi. Usai sarapan di hotel, selanjutnya kami memulai tour ini dengan mengunjungi Taman Panorama Ngarai Sianok. Berkunjung ke obyek wisata ini memang baiknya pada pagi hari sebab selain bisa melihat Panorama Ngarai Sianok, kita juga disuguhkan pemandangan Gunung Singgalang dan Gunung Marapi yang belum tertutup oleh kabut dan awan.
Masih di komplek yang sama, disini juga ada Lobang Jepang yang merupakan peninggalan Penjajah Jepang dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya. Kami menyempatkan untuk masuk ke dalamnya, ditemani oleh local guide yang menguasai sejarah yang pernah terjadi di dalamnya.
Usai keluar dari Lobang Jepang, kami beranjak meninggalkan Bukittinggi. Kali ini kami akan menuju Lawang Park untuk menyaksikan keindahan Danau Maninjau dari ketinggian.
Sebelum tiba di Lawang Park, kami singgah di Kilang Tebu Tradisional milik Pak Asrul, kilang tebu ini begitu unik karena masih menggunakan tenaga kerbau untuk membantu proses penggilingan tebu.
Memasuki tengah hari, kami meninggalkan Lawang Park menuju Lapau Nasi Uni Eni yang berada di Koto Gadang.
Usai makan siang, nyemil kue Bika Talago yang ada di pelana Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Sambil menunggu bika siap dimasak, kami menyaksikan Gunung Marapi yang siang itu terlihat begitu jelas hingga ke puncaknya.
Tak jauh dari Bika Talago, ada sebuah desa yang dikenal sebagai penghasil kain tenun berkualitas, desa itu ialah Pandai Sikek. Kami menyempatkan singgah disana untuk melihat kain tenun khas Pandai Sikek sekaligus menyaksikan keindahan desa yang berada di kaki Gunung Singgalang ini.
Padang City Tour – Bandara Internasional Minangkabau
Tak terasa kini kami sudah memasuki hari keempat tour Sumbar bersama Jelajah Sumbar. Agenda tour kali ini ialah jalan – jalan keliling Kota Padang mengunjungi beberapa obyek wisata menarik yang ada disini diantaranya Taman IORA, Masjid Raya Sumbar, Kota Lama Padang.
Makan siang di hari keempat ini terasa sangat istimewa, kami diajak menuju Bungus yang berada di selatan Kota Padang. Pemandangan saat menuju Bungus sangat indah, disisi kanan jalan kami menyaksikan keindahan Teluk Bayur, Teluk Bungus dan Samudera Hindia. Oh ya, oleh team Jelajah Sumbar kami diajak santab siang di Rumah Makan Pak Malin.
Dilihat secara sekilas, rumah makan ini terlihat sederhana namun ternyata ia memiliki tempat makan yang cukup luas. Kami mengambil tempat makan lesehan dimana kami bisa menyaksikan hijaunya hamparan sawah dan perbukitan.
Yang istimewa dari rumah makan ini ialah menu Gulai Ikan Karang-nya. Gulai ikan ini rasanya enak banget. Bikin nagih, dijamin!
Setelah makan siang, kami kembali ke pusat kota. Udara Kota Padang terasa begitu panas di siang hari, jadi asiknya cari yang segar – segar, nah tempat yang pas buat itu ada di Es Duren Ganti Nan Lamo.
Usai menikmati es duren, kemudian kami kembali menuju Bandara Internasional Minangkabau. Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Inilah cerita perjalanan kami selama 4 hari 3 malam jalan – jalan keliling Sumbar bersama Jelajah Sumbar. Seru banget dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan!
Comments