Gunuang Padang, ya harus ditulis begini agar tidak sama dengan Gunung Padang yang ada di Cianjur. Sedari dulu obyek wisata yang lokasinya berdekatan dengan Jembatan Siti Nurbaya ini bikin saya penasaran. Sebagai salah satu tempat wisata di Padang yang cukup terkenal dan sangat erat dengan Legenda Siti Nurbaya sudah seharusnya saya mengunjunginya. Namun, sudah beberapa kali saya liburan di Padang belum pernah sempat kesini.
Akhirnya, di bulan awal bulan April 2016 ketika saya kembali ke Kota Padang Kota Tacinto ini, saya menyempatkan untuk mengunjungi Gunuang Padang. Lokasi Gunuang Padang Sumatera Barat ini berada di sebelah selatan dari muara Sungai Batang Arau. Secara administratif, Gunung Padang masuk dalam wilayah Kelurahan Kampun Seberang Pabayang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
How To Get There?
Untuk menuju Gunuang Padang cukup mudah, setelah menyeberangi Jembatan Siti Nurbaya, ambil arah jalan ke kiri. Terus ikuti jalan ini yang nantinya berujung di pintu gerbang kawasan wisata Gunuang Padang.
Tiket Masuk
Untuk masuk ke dalam kawasan wisata Gunuang Padang tiap orangnya dikenakan tiket masuk sebesar Rp5.000 untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak – anak hanya Rp3.000
Ada Apa Aja Disini?
Jawabnya banyak! Jalan sebentar dari gerbang masuk, kita sudah menemukan sisa benteng dan bunker pertahanan peninggalan masa pendudukan Jepang lengkap dengan meriamnya.
Setelah melihat – lihat benteng dan bunker tersebut, saya melanjutkan perjalanan menelusuri anak tangga yang merupakan akses menuju puncak Gunuang Padang. Menjelang sampai puncak, terdapat sebuah celah batu dengan tangga menurun. Karena penasaran saya mencoba memasukinya, ternyata terdapat sebuah makam yang dipercaya sebagai makam Siti Nurbaya. Siti Nurbaya sendiri merupakan tokoh utama dari sebuah kisah roman klasik “Siti Nurbaya : Kasih Tak Sampai” karya Marah Rusli. Dalam cerita tersebut disebutkan bahwa cinta Siti Nurbaya kepada kekasihnya, Syamsul Bahri terpaksa diputuskan oleh takdir dan Siti Nurbaya terpaksa menikah dengan Datuk Maringgih karena jeratan hutang orang tuanya. Ondeh mandeh, sadiah bana kisahnyo. Baiklah, Cukup Siti Nurbaya yang mengalami pahitnya dunia, begitu kata Dewa 19. Saya pun melanjutkan lagi langkah kaki saya menuju puncak yang tidak jauh lagi.
Akhirnya setelah berjalan santai selama 30 menit, saya sampai di puncak Gunuang Padang yang diberi nama Taman Siti Nurbaya. Taman yang memiliki luas sekitar 180 meter persegi ini dihiasi oleh pepohonan yang rindang sehingga suasana sekitarnya selalu teduh meski matahari sedang terik, bikin betah siapapun yang ada disini. Buktinya, banyak muda mudi yang menghabiskan waktu bersama disini apalagi menjelang sore, taman ini akan semakin ramai.
Bagi pencinta fotografi, Taman Siti Nurbaya merangkum lengkap berbagai panorama indah yang siap dijadikan bidikan kamera anda. Di sebelah utara dan timur, kita bisa melihat garis Pantai Padang serta pemukiman, gedung – gedung menjulang di Kota Padang, yang paling menarik perhatian adalah Masjid Raya Sumatera Barat karena bentuknya yang unik dan terlihat paling besar diantara gedung lainnya. Puas foto – foto disini, saya mencari spot lainnya tepatnya di arah selatan dimana kita bisa menyaksikan Pantai Air Manis beserta Pulau Pisang Kecil dan Pulau Pisang Besar. Jika kita bergerak ke arah barat maka yang dilihat adalah Samudera Hindia yang terhampar luas, semakin cantik ketika menjelang senja.
Oh iya, di sekeliling Taman Siti Nurbaya banyak berkeliaran monyet ekor panjang yang dalam bahasa latin disebut Macaca vascicularis jadi harap waspada dengan barang bawaan ya apalagi yang membawa makanan, namanya juga hewan liar apalagi karena seringnya mereka diberi makan oleh pengunjung, membuat monyet – monyet yang tadinya mencari makan di alam menjadi bergantung pada manusia. Dan yang paling penting adalah untuk senantiasa menjaga kebersihan di kawasan wisata Gunuang Padang. Buanglah sisa bungkus makanan di tempat yang telah sediakan, jadilah pengunjung yang bijak. Oke.. oke..
Comments