Saya masih belum tahu kemana akan berhenti selanjutnya. Apakah Sawahlunto atau langsung terus hajar hingga Muaro Sijunjung. Dari Danau Diatas kami melanjutkan lagi perjalanan yang lagi – lagi ditemani oleh hujan gerimis. Namun, ketika memasuki obyek Wisata Panorama Danau Kembar cuaca segera berubah menjadi cerah. Ondeh mandeh, hanya berbeda satu RW sudah beda juga cuacanya.

Selagi kami makan,  kami melihat beberapa petinggi militer nampak sedang melakukan acara di tepian danau. Ternyata mereka sedang melakukan aksi sosial dengan membagikan life jacket kepada pelaku usaha kapal wisata Danau Diatas. Langkah yang sangat baik dan patut diapresiasi karena mengutamakan keselamatan bagi pengunjung disini. “jadi bapak sekarang tolong dihimbau penumpangnya sebelum naik ke kapal

Padang – Sitinjau Laut – Alahan Panjang – Danau Kembar – Solok Via Muaro Paneh dan berakhir di Kota Muaro Sijunjung. Itulah rute perjalanan kami hari pertama. Kami baru memulai perjalanan ketika hampir semua anak dan cucu oma kembali ke kota-nya masing – masing. Hari itu langit ditutupin oleh awan mendung ditambah lagi dengan suara

Sebelumnya saya tidak pernah menyangka akan mendapatkan pengalaman ini. Bagaimana tidak? Perjalanan ini adalah perjalanan terlama dan terpanjang selama saya mulai menggeluti diri sebagai travel blogger amatiran. Bersama Alwan, adik paling bungsu, kami menempuh perjalanan selama 6 hari mengeliligi Sumatera Barat dan total jarak yang kami tempuh adalah 655 Km. Bukan menggunakan moda transportasi mobil,

Hari kedua, pagi – pagi Mbak Daniella sudah siap sedangkan saya masih terlelap dalam tidur efek dari menonton semifinal Euro 2016 antara Jerman Vs Perancis yang dimenangkan oleh Perancis dengan skor 2 – 0. “bang, bangun, bang, temannya sudah siap tuh” ucap Alwan sembari menggerak – gerakan tubuh saya yang sedang berada di alam mimpi.