Semenjak memiliki usaha di bidang travel, kami sering mendapatkan kesempatan untuk menginap di hotel. Dari berbagai pengalaman yang telah dilewati, kami mulai merasakan bahwa menu sarapan di hotel hanya itu – itu saja. Bosan. Kami pun mencoba mencari sarapan pagi di sekitar hotel tempat kami menginap dan ternyata tak perlu melangkah jauh, kami sampai di
Bukittinggi bagi saya adalah surganya kuliner di Sumatera Barat. Kota yang pernah menjadi ibukota pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia ini punya banyak makanan yang bisa memanjakan lidah salah satunya ialah Pisang kapik. Usai mengunjungi Taman Panorama Ngarai Sianok dan Lobang Jepang, kami lanjutkan perjalanan mengeksplore Bukittinggi ke Pasar Lereng, tempat dimana Los Lambuang yang
Dilansir dari Wikipedia, suhu udara Kota padang saat siang hari cukup tinggi, yaitu antara 23 – 32 derajat celcius. Ditambah lagi Kota Padang yang berdampingan dengan Samudera Hindia membuat suasana di siang hari lebih panas lagi. Nah, usai jalan – jalan keliling Kota Padang di bawah teriknya matahari. Kami pun menuju Pondok, disana ada banyak
Usai menjelajahi Kota Bukittinggi, memasuki tengah hari, kadar gula dalam darah kami mulai menurun alias kami merasa lapar. Kami pun menuju sekitar Jam Gadang, disana ada Rumah Makan Simpang Raya. Rumah makan ini direkomendasikan oleh Bang Rangga. Meski saya sudah tak terhitung lagi mengunjungi Jam Gadang, tapi saya belum pernah makan disana. Jadilah makan siang
Siang itu matahari bersinar begitu terik di Kota Bukittinggi. Meski kota kecil ini memiliki hawa sejuk, namun jika sedang cerah maka tetap bikin gerah juga. Kami terus melangkah menyisir jalan setapak yang berbatasan langsung dengan pagar seng yang digunakan untuk menutup lokasi proyek revitalisasi taman Jam Gadang. Kami hendak menuju Los Lambuang yang ada di