Mendaki gunung saat ini telah menjadi bagian hidup bagi para remaja. Hal ini bisa dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan hampir di seluruh gunung yang ada di Indonesia. Setiap pendaki tentunya memiliki debut dalam pendakiannya. Saya “agak” sedikit bangga karena memulai pendakian sebelum munculnya film – film bertemakan gunung dalam artian ketika itu mendaki gunung
Riuh di Pagi Hari Hooooiii, sia nan lalok disitu? Tampek urang mandi, tacirik, inyo lalo disitu! Suara hardikan dari ibu – ibu yang memiliki tingkat intensitas suara setaraf dengan suaranya mamah Dedi ketika menjawab pertanyaan jamaah-nya terdengar dari luar tenda. Suara itu seolah menarik arwah saya yang sedang asik bermain – main di dunia lain
Telah tengah hari, hujan juga sudah mereda, matahari yang sedari tadi bersembunyi dibalik awan mulai menampakan dirinya. Kami segera bergegas meninggalkan Museum Goedang Ransoem menuju tengah kota tepatnya di warung makan yang nampak ramai karena memang sedang memasuki jam makan siang. Kami memesan dua bungkus nasi lengkap dengan lauknya untuk kami makan di Puncak Cemara
Saya yakin sekali bahwa Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan Negeri Indonesia. Betapa tidak? Dari ujung Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Pulau Rote, sejengkal demi sejengkal tanah yang ada di bumi pertiwi ini adalah Surga! Tidak percaya? Lihatlah negeri ini lebih dekat lagi maka sebuah rasa ketakjuban yang tidak akan bisa tergantikan yang kamu rasa, membuat
Usai shalat zuhur, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Ngalau Posuak yang berada di Jorong Taratak Batuang Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung. Jaraknya sekitar 15 Km dari kota Muaro Sijunjung. Butuh 30 menit perjalanan untuk ke titik awal pendakian dan sangat disarankan menggunakan kendaraan roda dua karena nantinya akan melewati jembatan gantung dengan