Setelah melewati jalan penuh kelokan, akhirnya kami tiba di Matur yang ditandai dengan sebuah lapangan bola dan masjid di sisi kanannya. Artinya sebentar lagi kami akan tiba di destinasi tujuan kami, Lawang Park. Bang Ozil terus melajukan mobilnya, kini kami telah berada di Jalan Panorama Puncak Lawang yang merupakan akses menuju obyek – obyek wisata

Taman Panorama Ngarai Sianok di Bukittinggi merupakan salah satu obyek wisata yang bisa dikatakan “wajib” dikunjungi saat liburan di kota kelahiran Bung Hatta ini. Terdapat tiga pintu loket untuk masuk ke dalamnya. 2 diantaranya berada di Jalan Panorama sedangkan pintu satunya lagi ada di Jalan Ngarai Sianok. Tiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp 15,000

Usai mengunjungi sawah nan indah di Ngarai Sianok, kami melanjutkan perjalanan menuju Lawang Park. Lawang Park merupakan nama sebuah puncak bukit yang dijadikan sebagai tempat wisata yang berada di daerah Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam. Jika dari arah Bukittinggi, kita bisa kesana melalui Jalan Ngarai atau Jalan Padang Luar. Untuk mempersingkat waktu serta jarak kami

M.A.W Brouwer, seorang fenomenolog, psikolog dan budayawan asal Delft, Belanda. Pada masa silam pernah mengatakan “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum”. Namun, bila saja ia berkesempatan mengunjungi Bukittinggi pada masa hidupnya, pasti ia akan mengatakan hal yang sama. Ya, kota kecil di dataran tinggi Sumatera Barat ini dianugerahi dengan pemandangan yang sangat Indah. Kota

Bus berwarna merah maroon ini mulai melaju meninggalkan Bandara Internasional Incheon, sopirnya ialah seorang pria paruh baya yang sepertinya sudah sangat berpengalaman sekali membawa bus pariwisata. Sementara itu Alex sebagai guide mulai memperkenalkan dirinya dalam bahasa Indonesia! Ya, pemandu wisata di Korea yang membawa tamu dari Indonesia sangat fasih berbicara dalam bahasa. Alex mengaku belajar