Acara pacu anjing selesai, para peserta telah meninggalkan area Lapangan Ombilin. Suasana yang tadinya riuh menjadi sepi. Sementara itu sebagian anak – anak masih bertahan disana, mereka bermain lari – larian, beradu siapa yang paling cepat. Baca juga : Serunya Acara Pacu Anjing Sawahlunto Mendekati waktu maghrib, saya kembali ke hotel. Membersihkan diri setelah perjalanan

Dalam buku berjudul 100 Masjid Terindah di Indonesia, Masjid Raya Ganting di Kota Padang termasuk dalam salah satunya. Bagi kami sangatlah wajar sebab masjid yang berada di Jalan Ganting, Kelurahan Ganting Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang ini memiliki bentuk bangunan yang indah dan unik. Masjid Raya Ganting memiliki ukuran 30 x 30 meter,

Di tepi Jalan Raya Batusangkar – Bukittinggi, terdapat sebuah kedai sederhana dan jauh dari kesan futuristik maupun instagramable. Namun kedai ini sangat ramai oleh pengunjung terutama di sore hari. Kedai ini ialah Dangau Kawa Biaro. Bagian depan dari dari kedai ini berupa gonjong yang menjadi ciri khas bangunan di Ranah Minang. Selebihnya ia hanya kedai

Bukittinggi, kota kecil yang berada di dataran tinggi Sumatera Barat. Meski luasnya hanya sekitar 25 km2, tapi kota yang pernah menjadi pusat pemerintah darurat Republik Indonesia ini, punya banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi. Sehingga menjelmalah kota ini sebagai Kota Wisata. Banyak hotel yang siap menampung wisatawan yang datang ke kota kelahiran Bung Hatta, salah

“kenapa bus-nya berhenti?” tanya saya pada ayah “Ada yang mau turun disini” jawab ayah “Sawahlunto, Sawahlunto, Sawahlunto” teriak sang kondektur yang suaranya bisa membangunkan orang – orang dalam bus yang kami tumpangi dari Terminal Rawamangun ini. Rupanya kami telah tiba di Simpang Muara Kalaban, orang Sawahlunto yang naik bus melalui Jalan Lintas Sumatera akan turun