Blog

Selain Serambi Mekah dan kota hujan, jika boleh memberikan tambahan julukan pada Padang Panjang. Maka kami akan sematkan Kota Susu untuk kota kecil ini. Bukan tanpa alasan Sentra produksi susu di Sumatera Barat ada di Padang Panjang. Hari itu kami berkesempatan untuk mengunjungi Padang Panjang, sebuah kota kecil berhawa sejuk yang diapit oleh tiga gunung. Singgalang, Marapi dan Tandikek. Tujuan kami ke Padang Panjang adalah untuk melihat salah satu produsen susu sapi yang ada disana yaitu Serambi Milk. Dari Bukittinggi, kami menempuh perjalanan selama hampir satu jam. Tiba di Serambi Milk kami disambut oleh Ridwansyah yang biasa dipanggil Uncu, pengelola wisata edukasi Permata Ibu atau Serambi Milk. Siang itu ia sedang memiliki waktu luang, jadi bisa menemani kami yang ingin melihat – lihat aktivitas yang ada disini. Sejarah Serambi Milk Serambi Milk atau Kelompok Tani Permata Ibu berdiri sejak tahun 1980. Pada tahun 1981, Pemerintah Indonesia memberikan bantuan sapi perah ke berbagai provinsi. Sumatera Barat waktu itu mendapatkan bantuan sebanyak 800 ekor sapi perah. Sapi perah ini kemudian didistribusikan di tiap kabupatennya. Kota Padang Panjang mendapatkan 21 ekor yang kemudian dibagi – bagi untuk tiap kelompok ternak. Sayangnya program tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Saat ini hanya yang di Padang Panjang-lah yang masih bertahan. “kecek urang awak, rancak awak pelihara sapi buek rendang lai (kata orang kita, lebih baik melihara sapi buat direndang)” Kata Uncu sambil tertawa. Berdiskusi dengan Uncu Ridwansyah mengenai ternak sapi perah Tahun 2017, Ridwansyah mencoba mengorganisasi kelompok peternak melalui koperasi. Karena menurutnya jika hanya bergerak sendiri – sendiri usaha susu sapi perah tidak akan memiliki masa depan. Saat ini di koperasi yang diberi nama Koperasi Peternak Sapi Perah Merapi Singgalang (KPSP Mersi) telah menaungi enam kelompok tani ternak. Meski hingga saat ini, koperasinya belum sesuai dengan kaidah berkoperasi namun yang paling penting peternak sudah mau berusaha