Pagi itu, pesawat Citilink yang saya tumpangi bersama teman – teman mendarat dengan mulus di Bandara HAS Hanandjoeddin,Tanjung Pandan, Pulau Belitung. Ini adalah keempat kalinya saya menjejakan kaki di tempat yang sama. Pada kedatangan saya yang ketiga, rinai hujan serta angin dingin menusuk tulang yang menyambut saya, namun saat ini suasananya berbeda. Langit cerah beserta awan putih yang berarak menghiasi langit Pulau Belitung.
Turun dari pesawat, penumpang yang pada umumnya adalah wisatawan, langsung mengambil tempat terbaik dan mengeluarkan pose andalannya, “yeay, touch down, Belitung, Negeri Laskar Pelangi” tulis mereka dalam media sosialnya.
Banyaknya penumpang yang mengambil foto membuat petugas bandara “sedikit” dibuat sibuk, mereka dengan sigap “mengusir” para penumpang yang sedang asik – asiknya berfoto. Wajar, ini untuk keselamatan bersama karena dalam waktu yang tidak lama lagi akan mendarat pesawat selanjutnya yaitu Sriwijaya Air, lalu diikuti Garuda Indonesia.
Saya pertama kali datang disini pada Maret 2015 dan kali ini September 2016, hanya dalam kurun waktu satu tahun sudah nampak perbedaan yang signifikan dari bandara ini. Sejak ditetapkannya Tanjung Kelayang sebagai salah satu destinasi unggulan Indonesia oleh pemerintah, maka sudah dapat dipastikan akan semakin banyak wisatawan yang akan datang mengunjungi Belitung. Hal itu harus diikuti dengan fasilitas bandara yang memadai. Gayung bersambut, pemerintah sudah memastikan akan membuat bandara HAS Hanandjoeddin menjadi bandara internasional. Landasan pacu akan dibangun lebih panjang, mencapai 3000 m, sehingga bandara ini bisa didarati pesawat berbadan besar seperti Boeing 737 – 800 NG, 737 – 900 ER maupun Airbus A320 – 200
Tidak ada fasilitas garbarata di bandara ini sehingga untuk menuju terminal kedatangan, penumpang harus berjalan kaki dari pesawat menuju ke terminal, begitu pula sebaliknya saat akan menaiki pesawat. Hal ini tidak menjadi masalah, karena jarak antara apron dengan terminal tidak terlalu jauh. Bagaimana jika saat mendarat atau saat hendak menaiki pesawat cuaca sedang hujan? Petugas bandara akan dengan sigap menyiapkan payung bagi seluruh penumpang dalam jumlah banyak. Saya sendiri pernah mengalami ini pada kedatangan saya yang ketiga.
Tibalah kini di gedung terminal kedatangan, lagi – lagi terdapat perubahan yang siginifikan, udara dingin yang mengalir dari penyejuk ruangan begitu terasa. Terdapat satu buah conveyor belt atau ban berjalan di terminal kedatangan untuk pelayanan bagasi penumpang. Salah satu hal yang saya suka dari bandara ini adalah keberadaan banner bertuliskan “I’m in Belitong” lengkap dengan pernak – perniknya yang menghiasi terminal kedatangan, banner ini menjadi tempat favorit bagi wisatawan sembari menunggu bagasi datang. Selain itu terdapat juga bangku bagi penumpang selama menunggu bagasinya, ide pelayanan yang bagus karena tidak semua bandara ada.
Pada akhirnya saya sangat suka dengan bandara HAS Hanandjoeddin ini. Kecil, sederhana tetapi berkesan. Berawal dari bandara inilah, perjalanan saya bersama peserta trip jelajah Negeri Laskar Pelangi dimulai.
Comments