Berbagi Pengalaman Pulang Kampung Abu Dhabi – Padang

Setelah satu tahun bekerja di Abu Dhabi, kini saatnya saya mengambil masa cuti untuk pulang kampung ke Padang.

Berdasarkan Undang – undang atau peraturan di UAE, setiap pekerja berhak mendapatkan cuti tahunan dibayar penuh selama 30 hari apabila telah menyelesaikan masa kerja selama satu tahun.

Cukup banyak bukan? Dibandingkan pada saat saya bekerja di Jakarta yang hanya mendapatkan 12 hari selama satu tahun. Itu pun juga kepotong untuk cuti tahunan bersama seperti pada saat Hari Raya Idul Fitri dan Natal.

Biasanya Expat Indonesia yang berstatus Family akan mengambil jatah cuti mereka di bulan Juli – Agustus, saat dimana musim panas lagi di puncak – puncaknya dan juga bersamaan dengan libur sekolah anak.

Saya pun demikian. Saya ambil masa cuti dari pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus.

Untuk pulang kampung kali ini semuanya sudah dipersiapkan dengan lebih baik dari tahun sebelumnya. Mulai dari tiket, dokumen perjalanan seperti paspor, KTP, EID dan tentu saja oleh – oleh untuk keluarga.

Satu hari sebelum keberangkatan saya juga mengisi custom declaration mengenai barang bawaan penumpang secara online. Klik aja disini ya

Setelah mengisi formulir tersebut, kita akan mendapatkan barcode. Barcodenya ini nanti di scan petugas bea cukai setelah kita melewati proses imigrasi. Saya sangat menyarankan anda untuk mengisinya jika anda juga berkesempatan pulang kampung ke Indonesia. Jadi ga perlu lagi tulis manual dan ngantri di bandara.

Perjalanan menuju Sheikh Zayed International Airport

Perjalanan pulang kampung ini tentu saja kami mulai dari Apartemen tempat tinggal kami di bilangan Al Bateen menuju Sheikh Zayed International Airport.

Jarak bandar udara yang memiliki kode AUH ini dari tempat tinggal kami sejauh 30 kilometer. Supaya mudah kesana tentu saja kami pesan taksi melalui aplikasi Abu Dhabi Taxi. Kenapa harus melalui aplikasi ini ? Sebenarnya banyak taksi yang berseliweran di sekitar apartemen kami, namun jarang sekali taksi family. Taksi regular kebanyakan menggunakan Toyota Camri sedangkan untuk Taksi Famili di Abu Dhabi menggunakan armada Toyota Innova Reborn atau yang paling terbaru Toyota Innova Zenix.

Dengan barang bawaan yang banyak tentu kami harus memilih taksi famili. Nah di aplikasi Abu Dhabi Taxi ini kita bisa memilih jenis taksinya. Mau yang regular, family atau airport taxi. Kalau pakai aplikasi ini ada tambahan charge sebesar 4 AED (Rp 16 ribuan).

Setelah pesan taksi family melalui aplikasi Abu Dhabi Taxi, kami menuggu di lobby apartemen. Saya juga menelpon sopirnya untuk menanyakan apakah butuh arahan menuju lokasi kami.

Untungnya sopir taksinya sudah familiar dengan apartemen tempat kami tinggal.

Taksi pun sudah datang, sopir bernama Khan ini dengan sigap membantu memasukan barang bawaan kami ke mobilnya.

Perjalanan menuju bandara pun dimulai. Jika lancar biasanya hanya membutuhkan 30 menit saja untuk sampai.

Mr Khan tidak melewati Khaleej Arabi Street melainkan lewat Corniche Street dan selanjutnya melewati Sheikh Zayed Tunnel dan Sheikh Zayed bin Sultan St.

Singkat cerita kami pun sampai di Terminal A. Terminal yang amat megah dan mewah. Untuk membangunnya dibutuhkan sekitar 3 miliar USD.

Check in dan Drop Bagasi

Setelah sampai bandara, selanjutnya check in dan drop bagasi. Kami sudah check in online, jadi disini tinggal drop bagasi saja. Antriannya malam itu cukup panjang. Tapi kami punya spare waktu yang cukup.

Urusan bagasi selesai. Saatnya melewati pintu imigrasi. Enaknya di bandara Abu Dhabi ini, petugasnya selalu memprioritaskan penumpang yang beperrgian bersama keluarga. Jadi ga perlu antri panjang. Tapi memang antriannya tidak panjang disini, apalagi banyak banget E-gate yang bisa dipakai. Tapi bagi yang bawa anak – anak pemeriksaan paspornya masih secara manual dan di cap.

Ruang Tunggu

Selanjutnya kami menuju ruang tunggu di Gate B-18. Begitu sampai ternyata gate-nya belum dibuka. Ya sudah, kami duduk saja di depan pintunya. Jadi kalau sudah dibuka tinggal masuk saja.

Dan benar saja, tak lama kemudian petugas membuka ruang tunggu.  

Jadwal take off pesawat jam 03:05 dan 1 jam sebelumnya para penumpang sudah dipersilahkan untuk masuk ke dalam pesawat.

Welcome on Board

Kami mendapatkan tempat duduk di nomor 26 sisi kanan pesawat. Pesawat Etihad yang kami naiki ini memiliki kode penerbangan EY474. Adapun pesawatnya menggunakan Boeing 787-9 Dreamliner. Untuk kelas ekonominya pesawat ini memiliki konfigurasi kursi 3 – 3 – 3.

Welcome on board Etihad EY 474

Di tiap kursinya ada E-Box yang bisa digunakan untuk menonton film, mendengarkan musik, mendengarkan Al-qur’an dan bermain game. Komplit banget. Anak – anak pasti betah sepanjang penerbangan dengan adanya E-Box ini.

Oh ya, di kursinya sudah tersedia kantong yang berisikan selimut, blind fold, ear plug dan hand cream.

Di penerbangan ini kami mendapatkan makanan, menunya kala itu Chicken briyani, potongan buah, krim jeruk yang ditabur remahan biskuit. Chicken briyaninya enak, dan porsinya juga cukup untuk mengganjal perut sampai di Soekarno Hatta nanti.

Landing di Soekarno Hatta

Jam 14:15 WIB, pesawat Etihad yang kami tumpangi mendarat dengan mulus di Bandara Soekarno Hatta.

Setelah keluar dari pesawat, kami harus melewati proses imigrasi. Kemudian mengambil bagasi. Sebelum keluar dari pintu kedatangan kami harus memberikan barcode Custom Declaration barang penumpang. Untungnya saya sudah mengisinya secara online dan petugas bea cukai pun tinggal scan saja.

Di sosial media sering kali Petugas Bea Cukai menjadi momok bagi banyak orang. Tapi kami santai saja menghadapi petugas, toh mereka hanya menjalankan tugasnya. Isi saja dengan jujur custom declaration secara online. Selesai.

Di depan pintu kedatangan internasional sudah menunggu Bang Eka dan Bang Tri. Karena waktu transit hanya 3 jam dan 1 jamnya sudah dihabiskan untuk imigrasi dan bagasi, maka kami segera ke atas untuk drop bagasi di konter Garuda Indonesia. Penerbangan lanjutan kami ke Padang dijadwalkan pada pukul 17:40 WIB.

Proses drop bagasi berjalan dengan lancar. Petugas check in tidak bingung dengan kuota bagasi kami yang mencapai 35 Kg per orangnya.

Mumpung masih ada waktu, saya sempatkan ngobrol dengan abang. Ada perasaan rindu tentunya. Dulu sewaktu kecil kami tinggal serumah dan bisa berjumpa tiap saat, ketika dewasa hanya bisa berjumpa setahun sekali saja.

Garuda Indonesia GA 164 tujuan Jakarta – Padang

Terbang ke Padang

Jam 17:40 WIB, pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 164 take off dari Bandara Soekarno Hatta menuju Padang.

On board Garuda Indonesia GA 164

Lama waktu penerbangan sekitar 2 jam. Armada yang digunakan ialah Boeing 737-800 NG. Di tiap kursinya tersedia AVOD yang bisa digunakan untuk mendengar music, menonton film dan bermain game. Tapi layarnya mungil sekali jika dibandingkan EBOXnya Etihad.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.