“Bagaimana kalau kita glamping di Solok Radjo?” kata bang Rangga
“Dimana itu Solok Radjo?” tanya saya
“Tidak jauh dari Danau Kembar” jawab bang Rangga
“saya memang sudah berencana mengajak keluarga saya kesana, kalau Mas Catur mau gabung, ayo aja. Sekalian kita bikin artikelnya” tambahnya lagi
Setelah menimbang – nimbang dan berdiskusi dengan istri. Akhirnya kami putuskan untuk bergabung dengan keluarga Bang Rangga. Glamping di Solok Radjo.
Sebelumnya saya berencana mengajak anak dan istri menginap di homestay yang ada di kawasan Lembah Harau.\
Baca juga : Pilihan Homestay di Lembah Harau
Namun di tahun 2019 kami sudah melakukannya. Jadi glamping di Solok Radjo ini adalah sesuatu yang baru bagi kami. Dan lagi pula pastinya anak – anak dan istri menyukainya. Istri saya yang berasal dari daerah pesisir Lhokseumawe memang lebih menyukai tempat yang memiliki suhu dingin. Dan saya yakin Solok Radjo itu adalah tempat yang sejuk.
“mas saya berangkat dulu ya” pesan WA dari Bang Rangga
Kami memang berangkat tidak bersamaan. Mobil Nissan Grand Livina kebanggaanya sudah tidak bisa menampung kami. Lagipula kami juga sudah menyewa mobil sendiri.
Sementara itu kami masih bersiap – siap untuk check out dari Hotel Santika Bukittinggi. Setelah semuanya beres, kami ke resepsionis dan check out.
Bang Yahya, driver muda yang menemani perjalanan kami kali ini sudah siap untuk mengantarkan kami ke tujuan selanjutnya yaitu Solok Radjo.
Perjalanan Menuju Solok Radjo
Jarak Solok Radjo dari Bukittinggi cukup jauh, google maps mengatakan 130an kilometer dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 – 5 jam perjalanan.
Saya tidak begitu tahu mengenai Solok Radjo dan tidak seperti perjalanan biasanya dimana saya sudah tahu medan perjalanannya. Perjalanan wisata saya ke Solok paling mentok sampai Taman Panorama Danau Kembar.
Dan perkiraan saya Solok Radjo ini lokasinya tidak akan jauh dari perempatan Taman Panorama Danau Kembar. Atau pasti lokasinya berdekatan dengan tepian Danau Diatas. Dan ternyata perkiraan itu keliru besar.
Kami memulai perjalanan dari Bukittinggi tepat di tengah hari. Dari Bukittinggi kami mengarah ke Padang Panjang.
Dari Padang Panjang kami berbelok ke kiri menuju arah Solok. Sebenarnya pemandangan disini begitu indah dengan sawah – sawah luas yang menguning dan Gunung Marapi. Namun rasa kantuk begitu terasa. Dan saya terlelap.
Saya terbangun kembali saat mobil telah melewati Simpang Karambia. Sebentar lagi kami akan melewati jalan yang bersinggungan langsung dengan Danau Singkarak.
Danau Singkarak pun terlewati dan tibalah kami di Kota Solok. Disini kami sempat berhenti di pasar, mencari jagung untuk kami bakar di Solok Radjo. Hasilnya nihil.
Kami melanjutkan perjalanan, karena belum makan siang jadinya kami singgah di Rumah Makan Mama Huller. Rumah makan yang besar dan ramai yang berada di tepi Jalan Padang – Solok.
Usai makan siang dan sholat kami melanjutkan perjalanan ke arah Alahan Panjang. Di Alahan Panjang kita bisa menyaksikan kebun teh dengan latar Gunung Talang.
Kami pun sampai di simpang Danau Kembar, kalau ambil ke kanan maka jalan tersebut akan mengantarkan anda ke tepian Danau Diatas sedangkan kalau ambil ke kiri maka kita akan tiba di Danau Dibawah.
Dari simpang tersebut lokasi Solok Radjo masih sekitar 15 kilometer. Masih jauh ternyata.
Kami terus saja mengikuti arah jalan yang ditunjuk oleh google maps. Lalu kami melihat papan kecil penunjuk arah ke Solok Radjo, Rupanya untuk kesana kami harus melewati jalan perkampungan yang menanjak dan berbatu.
Tiba di Solok Radjo
Akhirnya sampailah kami di lokasi Solok Radjo. Kami bersyukur sebab tiba sebelum hari gelap.
Bang Rangga dan keluarganya sudah bersantai di tenda Green Camp. Sementara saya harus memasukan barang bawaan terlebih dahulu di tenda Indian Camp. Namun Bang Adi, sebagai pengelola Solok Radjo menawarkan saya tenda Green Camp yang supaya bersebelahan dengan Bang Rangga.
Tawaran yang tentunya tidak saya tolak.
Setelah menaruh barang bawaan di tenda. Saya ke kafe yang menjual kopi dan teh, cocok banget karena udara semakin dingin.
Saya memesan secangkir Cappucino sementara istri saya memesan teh herbal 9 rempah. Cappucino disini dibuat dari espresso kopi Arabica dan susu pasteurisasi. Rasa kopinya begitu pekat buat saya dan membuat melek padahal saya baru saja dari perjalanan yang cukup jauh.
Sementara teh herbal 9 rempah terbuat dari perpaduan sembilan jenis rempah yaitu kayu secang, jahe, daun pala, daun salam, daun cengkeh, serai, cengkeh, kayu manis, pekak, lada hitam, pandan wangi, dan gula batu. Minum ini membuat tubuh terasa hangat.
Selain kopi dan teh yang langsung dihidang, kafe ini juga menjual kopi baik yang masih dalam bentuk biji maupun bubuk serta daun teh kualitas premium.
Malam di Solok Radjo
Langit sudah berselimutkan gelap. Syukurlah malam itu tidak hujan. Terlihat langit dihiasi bintang – bintang yang berkelap – kelip.
Rumah – rumah yang berada di kaki bukit menyalakan lampu, cahayanya terlihat seperti kunang – kunang yang berterbangan diantara kegelapan.
Sementara itu di Solok Radjo berhiaskan lampu – lampu yang dipasang menyambung diantara tiap camp. Cantik sekali.
Bang Adi membawakan kayu bakar untuk membuat api unggun yang mengurangi rasa dingin saat kami bercengkerama di teras tenda.
Karena dingin membuat perut mudah lapar, sayangnya kantin yang berada di samping Kafe Solok Radjo sudah tutup. Untungnya masih ada warung makan sederhana yang masih buka. Tapi warung ini berada diluar area Solok Radjo jadi harus sedikit berjalan kesana.
Di warung ini saya memesan nasi goreng dan mie rebus telur.
“abang balik saja ke tenda, nanti saya antar kalau sudah siap” kata yang punya warung
10 menit kemudian, pesanan kami diantar ke tenda. Kami langsung menyantapnya dengan lahap.
Malam semakin larut, rasa kantuk sudah tidak bisa dilawan lagi ditambah udara yang semakin dingin membuat kami memilih untuk bersantai di dalam tenda hingga akhirnya terlelap dengan sendirinya.
Sinar mentari di pagi hari perlahan menghapus gelap. Kafe masih tutup. Perut sudah lapar minta untuk diisi kembali.
Bang Adi datang membawakan kami sarapan berupa nasi goreng yang dibungkus kertas pembungkus berwarna coklat. Nasi gorengnya sudah dingin, tapi tak apalah, yang penting ada yang bisa dimakan.
Usai sarapan Bang Adi mengajak kami mengendarai ATV. ATV ride merupakan salah satu fasilitas yang didapatkan jika kita Glamping di Solok Radjo. Jika memesan Green Camp dan Indian Camp kita mendapatkan kesempatan mengendarai ATV selama 30 menit sedangkan jika pesannya dome camp waktu yang diberikan hanya 15 menit saja.
Setelah briefing beberapa menit mengenai cara mengendarai ATV kami pun siap. Bagi saya ini adalah kedua kalinya mengendari ATV, pengalaman pertama saya ialah saat mengendarai ATV di Pantai Air Manis. Jadi sudah tidak begitu canggung.
“nanti kalau mau berhenti rem aja ya, jangan dikeluarkan kakinya” kata Bang Adi
Saya mengendarai ATV ini dengan hati – hati, soalnya medannya cukup menantang berupa tanjakan, tanah merah yang licin. Berbeda dengan yang di Pantai Air Manis yang landai.
Kami mengitari area Solok Radjo dan sekitarnya selama setengah jam. Yang paling seru jalur yang menuju ke hutan. Pokoknya kalau kalian kesini wajib coba ATV-nya.
Puas dengan ATV, saatnya kembali ke tenda untuk beres – beres. Sebab kami akan kembali ke Bukittinggi.
Sebelum ke Bukittinggi, mandi dulu dong. Disini tersedia toilet dan kamar mandi. Tapi yang harus diingat, kita harus menghemat memakai airnya karena sumber airnya masih jauh.
Selesai mandi, barang – barang juga sudah dimasukan ke dalam mobil kami pun beranjak dari Solok Radjo.
Rasanya waktu 2 hari 1 malam berjalan dengan cepat disini. Dan sepertinya kami akan kembali kesini
Bagi kalian yang tertarik ke Solok Radjo, berikut ini informasinya yang mungkin bermanfaat untuk anda.
Harga dan Fasilitas Glamping Solok Radjo
Glamping di Solok Radjo memiliki 3 macam camp yang bisa kita pilih yaitu
- Green Camp
Big Size : Rp 750.000 (kapasitas tenda 6 orang)
Medium Size : Rp 600.000 (kapasitas tenda 4 orang)
- Indian Camp
Indian Kanopi : Rp 800.000 (kapasitas tenda 6 orang)
Indian Cozy : Rp 750.000 (kapasitas tenda 6 orang)
Indian Mini : Rp 600.000 (kapasitas tenda 2 – 4 orang)
- Dome Camp
Ditujukan bagi mereka yang ingin menikmati suasana Solok Radjo dengan budget minimal. Menggunakan tenda dome biasa.
Tenda Dome : Rp 500.000
Bagi kalian yang membawa tenda sendiri juga bisa mendirikan tenda disini, namun dikenakan biaya sewa tempat sebesar Rp 200.000
Lalu buat yang ingin tidurnya lebih santai, disini disediakan extra bed dengan biaya sewa sebesar Rp 85.000
Harga Green Camp dan Indian Camp termasuk :
- Perlengkapan tidur lengkap (kasur, selimut dan bantal)
- Listrik, teko pemanas air, nesting, kompor dan panggangan standing untuk BBQ, kayu untuk api unggun.
- Sarapan
- Free ATV ride 30 menit (ketentuan pemakaian berlaku)
Sedangkan untuk Harga Dome Camp mendapatkan fasilitas yang hampir sama dengan Green Camp dan Indian Camp yaitu :
- Perlengkapan tidur lengkap (kasur, selimut dan bantal)
- Kayu api unggun
- Sarapan
- Free ATV ride 15 menit (ketentuan pemakaian berlaku)
Comments