Usai menyantab Sate Bundo Aurduri. Rencananya saya hendak mengajak bunda ke Teluk Bayur, menyaksikan panorama mentari tenggelam. Dari Aurduri kami melintasi Jalan Parak Laweh Pulau Aie, Lubuk Begalung. Ketika melintasi jalan tersebut, kami melihat sebuah kedai di pinggir jalan yang mengeluarkan asap yang menyeruak hingga ke tengah jalan.
Ternyata, itu adalah kedai yang menjual penganan khas Minang yaitu Lompong Sagu. Dari dulu saya penasaran sekali dengan bentuk dan rasa kue tradisional yang katanya mulai langka keberadaannya ini.
Seorang bapak mengenakan kacamata layaknya seorang field engineer nampak sibuk mengipas – ngipas panggangannya. Di atas panggangannya tersebut nampak beberapa bungkusan yang mirip otak – otak. Ya, bapak itu sedang memanggang Lompong Sagu.
Di sisi lain, seorang ibu sedang sibuk membuat adonan yang terbuat dari tepung sagu, pisang kapok, santan, kelapa dan gula aren. Setelah adonannya selesai, lalu dibentuk persegi panjang seperti otak – otak, di bagian tengahnya diisi potongan gula aren berukuran kecil.
Penganan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang, lalu dipanggang. Cara memanggangnya tidak boleh kena api langsung, jadi menggunakan sabut kelapa. Oleh karena itu ketika dipanggang keluar asap yang cukup membuat mata pedih, makanya si bapak pakai kacamata. Safety first, kecek bapaknyo.
Setelah sekitar 5 – 10 menit dipanggang, Lompong Sagu pun matang. Matangnya Lompong sagu ditandai dengan perubahan warna daun pisang dari semula hijau menjadi coklat. Jika sudah matang maka adonannya akan mengeras karena semua telah terpanggang dan menyatu.
Lompong Sagu nikmat disantap selagi masih hangat. Ia memilili cita rasa manis dengan aroma khas dan testur kenyal yang menggugah selera. Jika dilihat Lompong Sagu mirip dengan ketimus yang merupakan penganan khas Betawi.
Harga Lompong Sagu sangat terjangkau, untuk satu Lompong Sagu harganya hanya Rp 2.000
Kedai yang buka mulai dari jam dua siang ini tidak pernah sepi dari pembeli. Selain Lompong Sagu, disini juga tersedian penganan khas Minangkabau lainnya seperti Kue Singgang dan Lamang Ketan.
Akhirnya, sore itu kami tidak jadi ke Teluk Bayur karena saya memborong Lompong Sagu dan Kue Singgang untuk dibawa pulang dan dimakan bersama keluarga.
Jika anda ingin mencoba berbagai kue atau cemilan khas Minangkabau, anda bisa mengikuti Paket Tour Padang dimana anda akan kami ajak menikmati suguhan kue – kue khas Minang seperti yang ada di artikel ini.
Comments