2 tahun yang lalu, Sore itu di salah satu sudut lantai 6 Alamanda Tower, kami bekerja seperti biasanya. Lalu tiba – tiba datang seseorang bertubuh kurus dan jangkung. Ia mas Irfan, dari Department Method. Tujuan ia datang ke ruangan kami ialah mencari naval engineer yang siap menjadi field engineer untuk Ichthys Project di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Setelah sedikit berdiskusi akhirnya diputuskan bahwa sayalah yang akan menerima pekerjaan tersebut. Katanya tugasnya mudah yaitu menjadi pengawas dalam proses transhipmemt atau pemindahan pipa – pipa yang didatangkan dari Batam dan Kuantan menuju Pelabuhan Tenau Kupang lalu dipindahkan lagi ke Power Supply Vessel (PSV) untuk dibawa ke tempat dimana ia akan dinstall.
Awalnya saya ditugaskan untuk shift malam. Namun tiga hari kemudian saya ditugaskan untuk shift siang. Bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Awalnya terasa berat sebab bekerja di siang hari tentunya kita harus berhadapan dengan teriknya matahari, apalagi ini pelabuhan. Terlebih Kupang saat itu sedang mengalami El Nino!
Meski demikian, ada yang saya sukai dari bekerja di siang hari di Pelabuhan Tenau. Pelabuhan ini menghadap ke arah barat. Di kala senja, rona matahari yang tercipta pada saat akan tenggelam terlihat sangat cantik. Apalagi kalau pada waktu itu sedang ada Kapal Pelni yang baru saja berlayar dan mengeluarkan bunyi klaksonnya yang keras dan khas itu, suasananya jadi makin syahdu.
Satu bulan sebelum project ini selesai, saya ditugaskan kembali untuk shift malam. Bekerja dari jam 7 malam hingga jam 7 pagi. Nampaknya lagu Armada berjudul Pergi Pagi Pulang Pagi sangat cocok bagi saya waktu itu. Bekerja di malam hari lebih menyenangkan bagi saya, mungkin karena kebiasaan batanggang alias begadang mikirin masa depan.
Jetty dimana area kami bekerja bersebelahan dengan pelabuhan penumpang dimana hampir tiap hari Kapal – kapal Pelni bersandar lalu pergi lagi menuju daerah – daerah yang ada di timur Indonesia. Saya suka sekali ketika ada KM Awu, KM Bukit Siguntang, KM Wilis dll yang bersandar di Tenau.
Begitu ia bersandar dan tangga naik turun penumpang sudah dalam posisinya, langsung saja para penumpang berhamburan keluar. Mereka sudah ditunggu oleh keluarganya yang telah dirantai digelangi rindu.
Sebaliknya orang – orang dari Kupang yang ingin pergi keluar dari Kota Kasih segera menaiki kapal yang bersandar itu. Migrasi, ya, sebuah proses berpindah yang dilakukan oleh orang untuk mencapai suatu tujuan atau mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari tempat asalnya.
Setelah tiga bulan bekerja di area Pelabuhan Tenau Kupang, akhirnya selesailah tugas saya dan orang – orang yang bekerja di project ini. Pipa – pipa sudah berpindah sesuai dengan tempatnya. Kami merayakannya dengan suka cita.
Saya memang hanya tiga bulan saja tugas disini, namun bagi rekan – rekan lainnya mereka sudah 2 tahun lamanya. Tiga bulan bekerja tiada henti, lalu mendapatkan cuti 15 hari untuk pulang berjumpa keluarga. Kini saatnya kembali kepada suatu tempat yang sangat nyaman dan penuh cinta, kehangatan dan kasih sayang yang disebut dengan RUMAH.
Comments