Salah satu tempat yang menarik untuk di kunjungi saat menjelajahi Nagari Tuo Pariangan adalah Masjid Ishlah. Letak dari masjid ini cukup strategis, sekitar 50 meter dari jalan utama Padang Panjang – Batusangkar.
Karena menjadi masjid yang berada di Luhak Nan Tuo (Nagari Tertua di Ranah Minang) membuat masjid ini menjadi menarik untuk dikunjungi, bisa dipastikan bahwa hampir semua wisatawan yang ke Nagari Tuo Pariangan selalu menyempatkan mengunjungi masjid ini. Dari segi arsitektur, Masjid Ishlah memiliki bentuk yang unik, masjid ini mengadopsi gaya arsitektur dongson ala dataran tinggi Tibet, ini bisa kita lihat dari bentuk atapnya serta pada tiap sisinya yang memiliki banyak jendela, hal ini menyerupai bangunan – bangunan yang ada di Tibet.
Masjid Ishlah didirikan pada sekitar awal abad kesembilan belas oleh Syekh Burhanuddin, seorang tokoh pengembang ajaran islam di Ranah Minang, atas persetujuan Tuangku Nan Barampek, yakni Tuangku Kali Bandar, Tuangku Aji Manan, Tuangku Katik Basa, dan Tuangku Labai, dengan dibantu sejumlah tukang yang dipimpin oleh Datuk Garang.
Masjid ini memiliki ukuran 16 x 24 m, pada awal pembuatannya masjid ini disangga oleh empat buah pilar yang terbuat dari kayu andaleh, dimana empat pilar(tonggak) itu ditanggung oleh empat tuangku tersebut dengan lebar 12 meter persegi dengan puncak menara gonjong yang berbentuk teratai. Namun, pada saat saya memasuki ruangan masjid yang saya lihat ada enam pilar. Langit – langit masjid Ishlah terbuat dari susunan bilah papan yang ditata rapi dan sangat rapat sehingga tidak menyisakan lubang hawa, hal ini seperti yang saya lihat di Masjid Ummil Qura di tepi Danau Maninjau.
Selain bentuk arsikekturnya, hal unik lainnya dari Masjid Ishlah adalah adanya pancuran air angek “panas” yang bersumber dari Gunung Merapi untuk keperluan berwudhu dan mandi. Tepat di depan masjid terdapat pemandian air panas dengan pemisahan ruang bagi laki – laki dan perempuan. Tempat mandi untuk perempuan diberi nama Rangek Subarang, sedangkan untuk tempat mandi laki – laki ada dua yang diberi nama Rangek Gaduang dan Rangek Tujuah. Karena mengandung sulfur maka air panas disini baik untuk kesehatan kulit dan dipercaya mampu mengobati penyakit kulit seperti gatal – gatal, kudis, dan panu.
Kembali ke Masjid Ishlah, meski telah mengalami perbaikan sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1920 dan 1994 namun bentuk asli dari masjid ini tetap dipertahankan.
Comments