Di hari kedua perjalanan ini, kami mendapatkan tambahan rekan perjalanan yang datang dari Bandung. Ia adalah Azhar, seorang anak muda yang baru saja melepaskan status mahasiswa dan saat ini sedang menggeluti usaha startup kopi. Kalau saya sedang menggeluti usaha mendapatkan restu dari orang tua kamu, eeaaa.
Tepat jam 07.30, saya bersama Pak Wawan telah berada di Bandara HAS Hanandjoeddin untuk menjemputnya. Tak perlu celingak – celinguk, saya sudah paham bahwa seorang pria bertubuh ramping, rambut jambul ala tokoh kartun Tintin dan memakai bingkai kacamata segi empat yang baru saja keluar dari Terminal Kedatangan adalah Azhar.
Tiba di Hotel 21 Hanggar, Azhar langsung menuju Cafetaria untuk menyantab seporsi Mie Belitung Atep dan secangkir Kopi Kong Djie. Sementara ia sedang menikmati sarapan, saya dan Ipuy mulai bersiap diri untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Menuju Batu Mentas
Kehadiran Azhar diperjalanan ini patut kami syukuri, karena ia memiliki keahlian yang saya dan Ipuy tidak miliki yaitu menyetir mobil. Jadi, mulai di hari kedua perjalanan kami mengelilingi Belitung menggunakan mobil yang kami sewa.
Setelah semuanya siap, kami memulai perjalanan hari itu dimulai dengan menuju Taman Wisata Batu Mentas. Obyek wisata ini berada sekitar 18 Km dari hotel tempat kami tinggal tepatnya di Dusun Kelekak Datuk, Kecamatan Badau.
Rasa penasaranlah yang membuat saya memutuskan untuk kesini, saya tahu obyek wisata ini dari Plang penunjuk yang berada di tepian jalan saat memasuki wilayah Badau. Sudah 3 kali saya melintasinya tapi gag pernah kesana. Dan akhirnya rasa penasaran tersebut dapat saya akhiri.
Ternyata dari tepi jalan menuju kawasan Batu Mentas masih cukup jauh, mungkin ada sekitar 2 Km melewati jalan kecil dengan kondisi aspal yang halus dimana di kiri kanan jalan ini banyak ditumbuhi tanaman lada yang merupakan salah satu komoditi unggulan Belitung.
Akhirnya setelah menempuh 30 menit perjalanan, kami tiba di pintu masuk Batu Mentas, untuk masuk ke dalamnya kami dikenakan tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang.
Ada Apa Saja di Batu Mentas?
Dari pintu masuk terdapat penunjuk jalan menuju air terjun jika kamu minat kesana, ga perlu khawatir, katanya jalur sudah jelas. Tapi kami tak ingin kesana jadi yang kami tuju pertama kali adalah sungai, iya sungai, padahal kalau mau lihat sungai dimana – mana juga ada. Tapi kan sungainya ini berada di hutan Pulau Belitung, jelas terasa istimewa dong, selama ini orang tahunya destinasi Belitung kalau ga Pantai ya obyek – obyek yang berkaitan dengan Film Laskar Pelangi.
“ini namanya Sungai Raya” begitu kata salah seorang penjaga kepada saya. Air di Sungai Raya terlihat sangat jernih mengalir diantara sela – sela bebatuan granit yang bertumpuk – tumpuk membentuk pola alami yang indah. Ikan – ikan air tawar terlihat sangat banyak berenang – renang melawan arus sungai, banyaknya ikan air tawar disini pertanda bahwa sumber air di kawasan ini masih terjaga keasriannya, semoga terus terjaga selamanya.
Kami memasang hammock yang memang sengaja kami bawa, menggantungnya diantara pepohonan lalu secara bergantian kami jadikan hammock ini sebagai properti untuk foto, hasilnya lihat aja foto – foto ga jelas dibawah ini.
Selain Sungai Raya yang jernih, kawasan Batu Mentas juga memiliki beberapa arena outbound yang menantang untuk dicoba seperti flying fox serta jaring laba – laba. Meluncur disebuah tali panjang di tengah hutan Pulau Belitung pastinya akan menjadi pengalaman yang menarik.
Bertemu Tarsius Lucu
Menurut saya pribadi inilah yang menjadi daya Tarik dari Batu Mentas, selain hutan dengan sungainya yang masih terjaga serta permainan outbond-nya, disini juga terdapat tempat konservasi satwa yang menjadi endemik Pulau Belitung yaitu Tarsius Belitung (Cephalopachus bancanus saltator) atau yang dalam Bahasa daerah sini disebut Pelile’an
Untuk berjumpa dengan primata dengan ukuran terkecil di dunia ini, pengunjung dapat masuk ke dalam tempat yang dijadikan sebagai “rumah” bagi tarsius ini. Kami memasuki rumah tarsius ini ditemani oleh petugas yang biasa memberikan makanan bagi tarsius.
Di tempat yang memiliki luas sekitar 25 m2 ini terdapat sepasang tarsius yang dilepas, hemm, gimana nemuinnya ya? Pastinya sulit, tapi beruntung banget kami masuknya bersama petugas jadi dengan mudah ia temukan tarsius yang kami cari.
“Ini pohon tempat biasa tarsius nongkrong” kata si petugas
Benar saja, akhirnya kami dapat melihat tarsius secara langsung. Tapi kami sadar, kami tidak boleh terlalu lama disini karena sebenarnya tarsius ini merupakan hewan nokturnal atau aktif di malam hari jadi di waktu kunjungan kami itu seharusnya si mungil ini sedang istirahat. Akhirnya setelah berjumpa dengan tarsius, kami akhiri kunjungan kami di Kawasan Batu Mentas dan selanjutnya menuju destinasi wisata yang ada di wilayah Belitung Timur.
Comments