Berbicara wisata tidak melulu tentang keindahan. Kali ini kami ingin berbagi pengalaman pada saat hendak berlibur ke Kepulauan Seribu. Setidaknya sudah empat kali kami kesana dan untuk mendapatkan hal itu bukanlah perkara mudah sebab banyak sekali rintangan yang harus dihadapi.
Berikut ini adalah rintangan yang harus kamu lalui saat hendak berlibur ke Kepulauan Seribu. Apakah kamu pernah mengalaminya? Bagi yang belum, mungkin artikel ini bisa jadi persiapan untuk kamu dalam menghadapi rintangan tersebut. Simak baik – baik ya.
- Kemacetan parah di simpang Muara Angke
Nah, ini adalah rintangan pertama yang harus kamu hadapi, saat akan sampai Muara Angke tepat di simpang empat dimana ke kiri melewati jembatan itu menuju Pelabuhan Muara Angke akan terjadi kemacetan yang sangat parah, motor, mobil, odong – odong, kendaraan umum berusaha saling mendahului menyebabkan macetnya tambah parah. Sering kali orang – orang yang di dalam mobil keluar dari memilih jalan kaki menuju dermaga Muara Angke.
- Becek dengan warna kehitaman
Beceknya di Muara Angke itu beda lho sama beceknya di jalan biasa yang biasanya hanya warna kecoklatan, kalo disini beceknya warna hitam, hiii.. apalagi kalo lagi pasang beceknya lebih tinggi, hal ini dimanfaatkan oleh para sopir odong – odong (sejenis motor dengan bak terbuka dibelakangnya dan didesain untuk mengangkut penumpang), jadi para wisatawan yang gag mau kena becek ya naik odong – odong inilah, ongkosnya Rp 5.000 per orang.
- Bau Amis
Karena Muara Angke juga merupakan tempat pelelangan ikan maka sangat wajar jika tercium bau amis khas ikan, nah buat yang gag kuat baiknya pakai masker. Pernah saya lihat ada wisatawan, cewe, penampilan kece, baru aja dia keluar dari mobilnya dan menhirup aroma amis itu langsung hoek.. hoek.. kan jadi gag kece lagi tuh cewenya.
- Bakalan Susah Cari Kelompok
Biasanya orang ke Pulau Seribu itu dengan cara mengikuti paket tour yang disediakan oleh Travel Agent, biasanya yang dijadikan titik kumpul adalah SPBU Muara Angke. Karena banyaknya orang yang juga mau ke Pulau Seribu membuat kamu bakal kesulitan untuk mencari kelompok mu, mau nelpon? Apa yang mau kamu dengar? Lha keadaannya riuh gitu. Jadi, cara untuk mengatasi hal ini adalah suruh TS kamu pakai baju yang kinclong seperti warna hijau stabi** pasti gampang tuh nemuinnya.
- Antri Masuk Ke Dermaga
Habis ketemu sama kelompok dan udah ngumpul semuanya pasti diarahin sama TS ke dermaga, dan itu gag mudah karena kamu harus ngantri yang antriannya kadang panjang dan sesak.
- Loncat – loncatin kapal
Kamu udah di tepi dermaga nih, tapi kapal kamu mana ya? Oh ternyata parkirnya itu disebelah kapal lainnya, jadi kamu harus ngelewatin kapalnya satu per satu sampai akhirnya kamu masuk ke dalam kapal yang kamu tuju, jangan salah naik kapal ya, karena sering kali ada wisatawan mau ke Semak Daun eh malah naik kapal ke Tidung, sampai linggis mengambang pun dia gag akan sampai. Pelajari sebaik –baiknya cara menuju ke Pulau yang menjadi destinasi mu, di Muara Angke setidaknya ada 3 tujuan utama yaitu Pulau Tidung, Pulau Pramuka (KM. Pesona Alam), Pulau Harapan (KM Garuda Express, KM Miles, KM Raja Mas)
- Kaki di kepala, kepala di kaki
Jangan harap kamu bisa duduk manis di dalam kapal, tempat penumpangnya itu berupa lesehan dan itu isinya padat banget. Perjalanan ke pulau utama (Tidung, Pramuka, Harapan) setidaknya membutuhkan waktu 3 jam, jadi banyak yang memanfaatkan waktu itu untuk tidur, karena padat jadinya ya pintar – pintar aja cari posisi.
- Duduk di atap kapal, haluan dan buritan
Kalo kamu alami ini artinya kamu kesiangan ke Muara Angkenya, banyaknya jumlah wisatawan tidak diimbangi dengan persediaan alat transportasi yang cukup jadi yang kami lihat manusia dalam hal ini wisatawan diperlakukan sama halnya seperti barang, dimasukin terus sampai numpuk, karena tempat penumpang sudah penuh maka para penumpang pun terpaksa duduk di haluan (depan kapal), buritan (bekalang kapal) bahkan di atap kapal. Sungguh prihatin, keselamatan begitu murahnya di negeri ini.
- Roll and Pitch Motion
Roll jika diterjemahkan artinya gerakan oleng pada kapal yang terjadi pada saat kapal terkena gelombang dan umumnya gerakan oleng ini akan sangat dirasa pada saat arah gelombangnya itu berupa beam seas atau tegak lurus pada badan kapal. Jika saat cuaca tidak bagus gerakan oleng menjadi lebih parah lagi, nah itu yang gag bisa saya bayangkan kepada penumpang yang duduk di atap kapal resiko jatuhnya tinggi sekali. Saya prihatin.
Pitch artinya gerakan angguk pada kapal, sangat terasa pada saat kapal terkena gelombang head seas atau dari arah 0 atau 180 derajat. Mudeng ora?
- Razia dari pihak kepolisian
Sampai deh kamu di pulau tujuan kamu, Alhamdulillah. Saatnya turun dari kapal dan rasanya pengen segera leyeh – leyeh di homestay (bagi yang nge-homestay) buat yang campingers kayak kami, rasanya ya pengen segera lansung lanjut naik ojek kapal ke pulau tempat kemping. Upss, tapi kini semenjak ditemukannya oknum campingers yang menggunakan benda terlarang seperti narkoba membuat pihak kepolisian gencar melakukan razia guna mencegah masuknya narkoba ke wilayah Kepulauan Seribu. Jadi Say No To Drugs ya. Niatnya dilurusin lagi, jangan coba – coba menggunakan narkoba apalagi di tempat wisata karena gag Cuma merugikan kamu tapi wisatawan lain karena, lanjut lagi ke bawah
- Terbatasnya pulau untuk kemping
Buat yang ngehomestay mungkin bagian ini sudah gag berlaku ya, nah buat campingers, semenjak adanya penyalahgunaan narkoba di Kepulauan Seribu membuat pihak pejaga pulau pun kini melarang pulaunya dijadikan tempat untuk kemping, sebut saja Pulau Perak, Pulau Sepa, dulu pulau tersebut bisa digunakan tempat kemping kini udah gag boleh lagi. Jadi kamu harus koordinasi sama ojek kapalnya pulau mana saja yang masih memperbolehkan untuk kemping.
Nah, kira – kira itulah rintangan menuju surga bernama Kepulauan Seribu tapi jangan membuat mu menjadi enggan ke sana ya. Pokoknya yang kamu dapatkan itu sebanding lah dengan perjuangan mu menuju kesana.
Comments