Mengejar Matahari Terbit di Gunung Kelimutu
image of 1140x530

Pesona Danau Kelimutu di Ende, Pulau Flores, NTT seakan tidak ada habisnya. Selain danau punya tiga warna, panorama sunrisenya yang dahsyat pun seakan membius wisatawan yang melihatnya.

Semua pasti sudah tau akan keindahan Gunung Kelimutu yang memiliki 3 buah danau kawah di puncaknya. Danau itu memiliki warna berbeda sehingga dikenal juga dengan sebutan danau tiga warna. Namun, keindahan tidak hanya sebatas itu saja. Cobalah datang pada dini hari lalu tunggulah saat-saat matahari terbit. Pemandangan yang akan tersaji sungguh luar biasa.

Gunung Kelimutu terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT. Perjalanan kami menuju Gunung Kelimutu dimulai dari Desa Moni, sebuah desa indah di kaki Gunung Kelimutu yang berjarak sekitar 15 km dari titik awal pendakian.

Dari Desa Moni kami memulai perjalanan pada pukul 03.30 WITA. Kami mulai sedini mungkin karena belum tau persis bagaimana medan jalan menuju Taman Nasional Kelimutu. Sehingga ada rentang waktu ketika sampai titik awal pendakian.

Dengan sepeda motor sewaan, kami berdua menuju Taman Nasional Kelimutu. Kurang lebih setelah 30 menit berkendara melewati jalan menanjak dan penuh tikungan, sampailah kami di pintu masuk. Namun karena datangnya masih terlalu dini, pintu masuk masih ditutup.

Kami pun harus menunggu hingga jam 04.30 WITA. Ketika petugas retribusi sudah mulai membuka registrasi bagi para pengunjung. Kami membayar tiket masuk seharga Rp 5 ribu. Dari pintu masuk tadi masih harus berkendara lagi karena masih ada 2 km untuk sampai ke titik awal pendakian.

Akhirnya sampai juga kami di titik awal pendakian. Dari sini, jika mendaki secara normal maka membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke view point atau titik puncak Kelimutu. Perjalanan menuju puncak Kelimutu tidak begitu sulit, jalan memang menanjak namun tidak terjal. Setelah itu kami harus menaiki anak tangga hingga sampai di puncak Kelimutu.

Anak tangga yang harus dilalui saat menuju Puncak Gunung Kelimutu
Anak tangga yang harus dilalui saat menuju Puncak Gunung Kelimutu

Saat kami sampai di puncak, matahari belum muncul. Setelah 20 menit menunggu, perlahan titik berwarna kuning keemasan mulai terlihat. Semakin lama semakin indah dan cantik.Inilah salah satu matahari terbit terindah yang pernah saya lihat langsung dalam hidup ini. Perpaduan antara matahari terbit dengan Danau Kelimutu menjadikannya sangat-sangat sempurna untuk dilihat. Kala melihat matahari terbit disini mata berkaca – kaca, terharu akan keindahannya dan bersyukur kepada Tuhan karena saya terlahir sebagai bangsa Indonesia dimana di tempat saya dilahirkan banyak sekali keindahan – keindahan yang diciptakan oleh-Nya. Keindahan Danau Kelimutu dengan panorama matahari terbit yang saya saksikan saat itu hanyalah satu dari berjuta – juta keindahan Indonesia.

Panorama matahari terbit terbaik yang pernah saya saksikan dalam hidup ini
Panorama matahari terbit terbaik yang pernah saya saksikan dalam hidup ini

Sekilas info tentang Danau Kelimutu. Danau Kelimutu ini berada di ketinggian 1.639 mdpl. Terdapat 3 kawah dengan warna yang berbeda-beda sehingga menjadikannya unik. Bahkan Bank Indonesia pernah mengabadikan Danau Kelimutu sebagai gambar yang menghiasi uang pecahan Rp5.000. Ketiga kawah itu Tiwu Ata Polo, dipercaya tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan. Dulu kawah ini berwarna merah, sekarang berwarna hijau, dalamnya sekitar 64 m.

Tiwu Ata Mbupu
Tiwu Ata Mbupu

Yang kedua Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Berwarna biru terang, dalamnya 127 m. Yang ketiga Tiwu Ata Mbupu, tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Berwarna hitam dengan kedalaman 67 m.

Tiwu Ata Polo
Tiwu Ata Polo

Puas menikmati sunrise, rasanya masih berat untuk beranjak dari tempat seindah ini. Namun perjalanan mengelilingi Flores masih panjang, sehingga kami harus mengakhiri waktu kami di Kelimutu.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.