Sekilas Tentang Pulau Gusung Pandan
Pulau Gusung Pandan merupakan salah satu dari banyaknya gugusan pulau yang berada di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pulau ini merupakan pulau pribadi yang dimiliki oleh seorang pengusaha kaya.
Sebagai informasi, Pulau Gusung Pandan adalah hadiah yang diberikan oleh pengusaha tersebut untuk anaknya yang bernama Marc karena beprestasi dalam akademi. Ini bukan hoax, terdapat prasasti yang menginformasikan hal tersebut. Luar biasa, saya aja yang peringkat satu selama di SD paling banter dapat hadiah sekotak Martabak Bangka isi coklat dan keju.
Catatan Perjalanan Kemping Ceria di Pulau Gusung Pandan
Sudah lama banget saya gag ikutan kemping ceria di pulau – pulau kecil yang ada di Kepulauan Seribu. Padahal genk Campingers yang dikomandoi oleh Bang Gery sudah berapa kali mengadakan ajakan kemping bareng di beberapa pulau diantaranya Pulau Karang Congkak, Pulau Karang Beras dan beberapa pulau lainnya.
Ketika Bang Gery buat ajakan lagi buat kemping di pulau di pertengahan Oktober 2016 dan jadwal cocoknya banget, saya langsung mendaftarkan diri. Apalagi pulau yang dituju belum pernah saya ketahui sebelumnya yaitu Pulau Gusung Pandan.
Trip ke pulau kali ini tidak banyak teman yang ikut, total hanya 11 orang saja termasuk saya dan Dragomir, rekan kerja saya di kantor yang berasal dari Kroasia. Dia minat banget untuk ikutan sesaat setelah saya memberi tahu info kemping di Gusung Pandan kepadanya.
Berbeda seperti biasanya atau saya-nya aja yang gag update, kali ini titik kumpul berada di Pelabuhan Kali Adem yang lokasinya tidak begitu jauh dari Pelabuhan Muara Angke. Perubahan yang patut diapresiasi karena terlihat lebih teratur, nyaman dan aman bagi wisatawan. Hal yang tidak ditemukan saat kami naik kapal dari Pelabuhan Muara Angke
Baca Juga : 11 Rintangan Ini Harus Kamu Hadapi Saat Hendak Menuju Kepulauan Seribu
Semua anggota tim sudah berada dalam kapal kayu yang akan memberangkatkan kami menuju Pulau Pramuka. Tepat jam 08.00, kapal mulai berangkat. Alhamdulillah, meski bulan ini adalah musim hujan. Namun di perjalanan ini kami mendapatkan cuaca yang bersahabat sehingga selang tiga jam kemudian kami telah tiba di Pulau Pramuka.
Tiba disini, kami disambut oleh seorang bapak berbadan tegap dengan warna kulit khas orang pulau, ia adalah Pak Lehman yang merupakan kapten kapal sekaligus pemandu kami kali ini. Oleh Pak Lehman kami diajak menuju ke sebuah warung untuk beristirahat dan makan siang.
Usai Ishoma, kami kembali melanjutkan perjalanan menggunakan kapal kayu kecil milik Pak Lehman.
Sebelum ke Pulau Gusung Pandan, Pak Lehman mengajak kami ke sebuah spot yang dinamakan Pulau Gosong atau sebuah gundukan pasir putih yang hanya timbul pada saat air laut surut, sayangnya ketika itu air laut sedang pasang. Jadi kami tidak berlama – lama disana.
Selanjutnya kami menuju ke destinasi utama. Ternyata cukup lama juga untuk sampai ke Gusung Pandan. Setidaknya butuh 30 menit hingga akhirnya kapal yang kami tumpangi tiba di dermaga Pulau Gusung Pandan.
Berbeda dengan Pulau Semak Daun, pulau tetangga yang selalu ramai terutama di akhir pekan. Pulau Gusung Pandan ketika kami kunjungi masih sepi, mungkin statusnya sebagai pulau pribadi membuat orang sungkan untuk kesini.
Sepinya pulau merupakan keuntungan bagi kami, karena kami bisa mendirikan tenda di tempat yang kami mau.
Selesai mendirikan tenda, kami kembali ke kapal untuk menuju ke spot snorkeling. Oleh Pak Lehman kami dibawa ke spot snorkeling yang pertama, saya tidak tahu apa nama spot ini yang jelas disana ada semacam tiang besar berwarna kuning.
Di spot pertama ini airnya agak bergelombang, membuat saya agak takut untuk turun ke air. Namun, saya mencoba memberanikan diri dan tentunya menggunakan life jacket terlebih dahulu.
Ketika Dragomir melihat saya snorkeling menggunakan life jacket, ia memanggil saya dan menyuruh melepasnya.
“OMG” katanya saya dalam hati
“Ayo lepas, beranikan diri mu, kamu tidak akan tenggelam, disini ada saya dan saya jamin kamu akan selamat, lebih selamat daripada kamu menggunakan life jacket” kata Dragomir
Saya mencoba melepas life jacket dan langsung panik yang membuat tubuh saya tenggelam
“tenangkan diri mu, jangan panik, panik membuat mu semakin tenggelam” Kata Dragomir lagi
Oke, sekarang saya harus tenang. Hasilnya saya berhasil mengambang dan berenang kesana kemari
Dragomir nampak tersenyum melihat anak didiknya kini bisa berenang dan snorkeling tanpa bantuan life jacket. Tapi ia masih belum puas, kali ini ia mengajari saya untuk free diving.
Ia langsung memperagakan cara untuk bisa free diving, setelah itu ia meminta saya untuk mengulangi apa yang telah ia peragakan. Satu kali, dua kali, tiga kali percobaan saya masih gagal. Tubuh saya tidak bisa menyelam. Namun bule asal Kroasia ini benar – benar sabar, ia terus mendampingi saya dan memberitahu bagian mana yang harus diperbaiki supaya bisa menyelam.
Akhirnya, tadddaaa.. saya bisa menyelam walau hanya bertahan selama 12 detik. Saya masih kesulitan untuk equalize tekanan pada saat berada di bawah air.
Setelah bisa menyelam, kini ia mengajari cara equalize, yang megang hidung itu lho, terus kasih tekanan namun jangan terlalu kuat. Bagi kamu yang pernah belajar free dive pasti tahu apa yang saya maksud.
Total rekor saya untuk berada di bawah air saat ini adalah 15 detik, hore prok prok prok. Ini adalah prestasi terbesar dalam hidup saya. Bisa berenang dan menyelam.
Puas di spot pertama, kami beranjak ke spot selanjutnya yang berada dekat dengan Gusung Pandan. Kali ini tanpa ragu lagi saya turun ke air tanpa menggunakan life jacket. Mencoba menyelam, turun naik, turun naik dan seterusnya.
Sementara itu Drago nampak asik sendiri melakukan free dive sembari menikmati kondisi underwater yang bisa dibilang masih cukup baik.
Hari semakin sore, terang semakin dikejar oleh gelap yang segera ingin menguasai langit. Kami pun kembali naik ke kapal untuk menuju pulau. Namun tidak dengan Drago, ia lebih memilih melanjutkan berenang hingga ke pulau.
Tiba kembali di Pulau Gusung Pandan, kami membersihkan diri menggunakan air galon yang kami beli di Pulau Pramuka. Tidak banyak airnya, namun setidaknya bisa mengurangi rasa lengket akibat air laut yang mengering di sekujur tubuh.
Mengisi Malam di Gusung Pandan
Ketika kami tiba di pulau usai snorkeling, dari arah barat pulau terlihat awan hitam menggumpal yang ternyata awan tersebut terbawa oleh angin hingga ke Gusung Pandan. Seketika suasana yang tadinya tenang dan damai langsung berubah menjadi badai disertai hujan cukup deras.
Kami melindungi diri di sebuah pondok yang ada di tengah pulau dan berharap badai tidak berlangsung lama. Benar saja, angin ternyata hanya numpang lewat saja dan langsung beranjak ke tempat lain, meski begitu hujan rintik – rintik tetap menemani kami malam itu.
Karena hujan, acara masak – masak kami lakukan di pondok. Malam itu kami membuat menu sayur asem, sayur sop, gorengan dan tentunya yang harus selalu ada saat kemping di pulau, ikan bakar. Untuk nasinya sendiri sudah kami bawa dari Pulau Pramuka.
Semuanya telah siap, saatnya makan bersama. Meski sederhana namun karena masakannya dibuat dan dimakan bersama membuat makan malam kali ini terasa sangat nikmat. Tidak ada yang tersisa sedikit pun saking lahapnya kami.
Seperti acara kemping yang sudah – sudah, usai makan malam tentunya sesi perkenalan dan yang menjadi bintang kali ini tentunya si Drago Karena yang lainnya sudah saling kenal sebelumnya. Drago mengatakan sangat enjoy sekali bisa bergabung di trip ini, berkenalan dengan orang – orang yang ramah, Masak bareng, makan bareng. Pokoknya puas lah dan meminta diajak kembali untuk trip pulau selanjutnya.
Malam makin larut, saatnya beristirahat ditemani rintik – rintik hujan dan angin yang terus menerus berbisik, entah hendak membisikan apa?
Kembali ke Jakarta
Pagi menyambut, kembali lagi mengeluarkan perlengkapan untuk masak dan merebus air. Sarapan kami kali ini cukup beragam. Ada roti bakar, mie instan dan tak ketinggalan rujak cireng yang selalu dibawa oleh Bang Gery saat kemping di pulau.
Selepas sarapan kami mengelilingi pulau kecil ini, mencari spot untuk berfoto bersama. Dan yang menjadi obyek paling disukai adalah floating cottage yang ada di pulau ini.
Hari semakin siang, kami merapikan tenda dan segala perlengkapannya. Sebelum meninggalkan Gusung Pandan, kami kembali berfoto bersama full personel kecuali saya karena saya yang mengambil foto. Nasib kalo megang kamera, pernah ngalamin?
Kami kembali naik kapal kecil Pak Lehman, 30 menit kemudian kami tiba di Pulau Pramuka.
Karena masih ada waktu sekitar 1,5 jam sebelum kapal berangkat ke Kali Adem, kami gunakan untuk mengelilingi Pulau Pramuka. Ada yang menuju pusat konservasi penyu sisik hijau, ada yang ke hutan mangrove sementara saya sendiri lebih memilih ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Tanjung Elang yang tidak jauh dari dermaga Pulau Pramuka.
Disana saya melihat anak – anak bermain riang, ada yang bermain ayunan, ada yang main futsal, ada yang sekedar bermain kejar – kejaran dengan temannya dan ada yang belajar menari.
Tepat tengah hari, kami menuju ke kapal, mencari tempat untuk rebahan. Ya, kapal kayu yang kami tumpangi ini tidak dilengkapi dengan tempat duduk jadi kami bisa lesehan sambil leyeh – leyeh dimana pun kami suka asal tidak mengganggu penumpang lain.
Singkat cerita (apanya yang singkat, udah 4 halaman word nih) kapal berangkat kembali menuju Jakarta. Tiga jam kemudian kami sampai dengan selamat di Kali Adem. Kami pun sempat berkumpul sebentar dan saling berpamitan. Kembali kepada kesibukan masing – masing.
Cara Menuju Pulau Gusung Pandan
- Naik angkot, metro mini, kopaja atau apapun itu yang ke Muara Angke
- Dari Muara Angke ke Kali Adem bisa dengan berjalan kaki namun sangat disarankan naik odong – odong dengan ongkos Rp 5.000 per orang. Hal ini untuk mencegah kamu dari becek berwarna hitam dengan aroma amis. Kan kalo kena jadi gag kece lagi kamunya.
- Beli tiket kapal kayu tradisional tujuan Pulau Pramuka dengan tiket PP sebesar Rp 90.000
- Tiba di Pulau Pramuka, kamu bisa mencari ojek kapal yang bisa disewa selama dua hari. Harganya biasanya Rp 500.000 untuk antar jemput.
Tips dan saran
- Datang lebih pagi supaya masih mendapatkan tempat di kapal kayu tradisional
- Bagi yang tidak kuat naik kapal, minum obat anti mabok sebelum berangkat. Lumayan bisa dibuat tidur selama perjalanan
- Pulau Gusung Pandan memiliki fasilitas toilet, namun tidak ketersediaan air bersih masih kurang sehingga kamu harus menyediakannya sendiri dengan membeli air galon di Pulau Pramuka untuk dibawa ke Gusung Pandan. Per galonnya dijual Rp 10.000
- Hati – hati jika bermain di sekitar pantai Pulau Gusung Pandan karena disana banyak bulu babi yang cukup berbahaya jika terpijak.
Contact Person
Untuk mengunjungi Pulau Gusung Pandan, kamu bisa menghubungi Pak Lehman di nomor 087809380967
Comments